ANALISIS KURIKULUM
BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN BATU
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum.
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
upaya peningkatan pemahaman mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan kurikulum
maka mahasiswa melakukan observasi di sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan. Sesuai dengan latar belakang pendidikan dan
instansi asal pengamat, maka dipilih Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu.
B. TUJUAN
DAN MANFAAT
Tujuan
observasi adalah untuk mengetahui proses perencanaan, implementasi dan
pengembangan kurikulum pada lembaga tersebut.
Dengan mengetahui proses di sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan,
maka diharapkan pengamat akan mampu menganalisa kurikulum dan mampu
mengembangkan kurikulum yang sesuai untuk sebuah lembaga pendidikan.
C. TENTANG
BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN BATU
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Pertanian mempunyai peran strategis melalui program pelatihan dan
pembinaan terhadap aparatur maupun non aparatur sehingga menghasilkan SDM
bidang peternakan yang profesional. Program
Pelatihan Balai Besar Pelatihan Peternakan - Batu yang sudah terakreditasi oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah Teknis Budidaya Ternak Perah dan
Teknologi Hasil Ternak. Selain kedua program tersebut, Balai juga melaksanakan
pelatihan teknis, fungsional, kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat baik
untuk masyarakat maupun non aparatur yang pembiayaannya bersumber dari APBN dan
swadana.
Berdiri
tahun 1977, awalnya bernama Regional Dairy Training Centre (RDTC) yang
dibentuk atas kerjasama pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda yang
bergerak dalam bidang pelatihan bidang peternakan dengan tenaga ahli dari
Belanda. Tahun 1982 RDTC melembaga menjadi Balai Latihan Pegawai
Pertanian (BLPP). Pada era Kabinet Persatuan Nasional, BLPP berganti nama
menjadi Balai Diklat Pertanian (BDP) hingga tahun 2002, sesuai dengan surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 334/Kpts/OT.210/5/02, Balai Diklat Pertanian (BDP)
berganti nama menjadi Balai Diklat Agribisnis Persusuan dan Teknologi Hasil
Ternak (BDAPTHT) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang secara organisatoris
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pengembangan SDM
Pertanian Departemen Pertanian. Tahun 2003 sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 489/Kpts/OT.160/10/2003, BDAPTHT meningkat statusnya
menjadi Balai Besar Diklat Agribisnis Persusuan dan Teknologi Hasil Ternak
(BBDAPTHT). Terakhir berdasarkan surat persetujuan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor : B/282/M.PAN/2/2007 tertanggal 7 Februari 2007 dan
Peraturan Menteri Pertanian No. 19/Permentan/0T.140/2/2007 tanggal 19 Februari
2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
maka BBDAPTHT diretupoksi menjadi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu.
Balai Besar Pelatihan
Peternakan (BBPP) Batu berada di daerah wisata Air Panas Songgoriti, tepatnya
di jalan Songgoriti 24 Batu Jawa Timur. Terletak pada hamparan kaki bukit
Gunung Banyak dengan ketinggian 900 meter diatas permukaan laut dengan suhu
udara antara 18ºC – 24ºC dan kelembaban nisbi antara 60 – 70 %. Lokasi
BBPP Batu dikelilingi oleh Gunung Panderman, Arjuno, Welirang, Anjasmoro dan
Kawi sehingga memiliki udara yang sejuk dan tanah yang subur serta cocok untuk
usaha pertanian dan peternakan khususnya sapi perah. Sebagai pusat pelatihan
lokasinya sangat strategis, berada di daerah pusat peternakan sapi perah Jawa
Timur seperti kota Batu, kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang, Blitar, Kediri
dan Tulungangung. Berdekatan dengan perguruan tinggi seperti Universitas
Brawijaya, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP) Singosari, Universitas
Muhammadiah Malang, Universitas Negeri Malang dan Universitas Islam Malang
serta pusat penelitian seperti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Karangploso, Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Loka Penelitian Sapi
Potong Grati Pasuruan, Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
Karangploso, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropis Tlekung
Batu. Selain itu juga berdekatan dengan industri pengolahan susu seperti
PT. Nestle, PT Indomilk, KUD Batu dan KOP SAE Pujon. Dengan letak yang
strategis ini, BBPP Batu sangat representative untuk dijadikan sebagai tempat
pelatihan pengembangan SDM pertanian khususnya di bidang peternakan. Akses
menuju BBPP Batu tidaklah sulit, dari kota Malang yang berjarak lebih
kurang 20 km bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum
berupa bis atau mikrolet dari terminal Landungsari dan dari kota Surabaya bisa
ditempuh dengan taksi, kendaraan travel atau bus dan kereta api ke Malang yang
dilanjutkan ke kota Batu.
Wilayah
Kerja
Dalam rangka optimalisasi
penyelenggaraan pelatihan agar berjalan efektif dan efisien, Surat Keputusan
Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian melalui Nomor: 145/Kpts/OT.130/K/12/07,
tertanggal 12 Desember 2007 menetapkan pembagian wilayah kerja UPT Pelatihan
lingkup BPSDMP.
Berdasarkan surat
keputusan tersebut, wilayah kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan - Batu
mencakup :
a. Nasional untuk melaksanakan kegiatan pelatihan yang berciri khas
Persusuan dan Teknologi Hasil Ternak,
b. Dua puluh dua Provinsi (22), yaitu : Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan,
Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Papua dan Papua Barat, untuk kegiatan pelatihan teknis,
fungsional dan kewirausahaan lainnya.
Visi
dan Misi
Mengawali Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014, BBPP Batu perlu meletakkan
landasan yang kokoh dan rasional dalam pelaksanaan kegiatan lima tahun ke depan
berdasarkan pada Visi yang akan dicapai, yaitu “Menjadi lembaga pelatihan yang
inovatif, terpercaya dan mandiri untuk menghasilkan SDM bidang peternakan yang
profesional”.
Misi Balai Besar Pelatihan
Peternakan - Batu :
·
Meningkatkan kualitas program berbasis
kinerja
·
Meningkatkan
pendayagunaan sarana dan prasarana pelatihan serta
produktivitas instalasi agribisnis
·
Melaksanakan
pengembangan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan bagi
aparatur dan non aparatur peternakan
sesuai dengan standar kompetensi kerja (SKK).
·
Meningkatkan
kompetensi tenaga kepelatihan dalam memberikan pelayanan konsultasi
agribisnis yang prima.
·
Meningkatkan
kerjasama pelatihan dalam negeri dan melaksanakan pelatihan
kerjasama luar negeri.
·
Melaksanakan
sistem informasi , pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelatihan dan melakukan
pengendalian internal yang akurat dan kredibel.
·
Meningkatkan
kualitas pengelolaan administrasi penatausahaan, keuangan dan rumah
tangga balai yang transparan dan akuntabel.
Tugas
Pokok dan Fungsi
Tugas
Pokok dan Fungsi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu didasarkan pada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 19/Permentan/OT.140/02/2007 tanggal 19
Februari 2007, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan
Peternakan (BBPP) Batu sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang secara
organisatoris berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan
Pengembangan SDM Pertanian, Departemen Pertanian. Secara Teknis dibina oleh Pusat
Pengembangan Pelatihan Pertanian (Pusbanglatan).
1.
Tugas Pokok
Melaksanakan dan mengembangkan
teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang peternakan bagi
aparatur dan non aparatur pertanian.
2.
Fungsi
· Penyusunan
rencana, program, dan pelaksanaan kerjasama;
· Pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan;
·
Pelaksanaan
pelatihan teknis di bidang peternakan bagi aparatur dan non aparatur pertanian;
·
Pelaksanaan
pelatihan fungsional di bidang peternakan bagi aparatur pertanian;
· Pelaksanaan
pelatihan kewirausahaan di bidang peternakan bagi non aparatur pertanian;
· Pelaksanaan
pengembangan teknik pelatihan di bidang persusuan dan teknologi hasil ternak;
·
Pelaksanaan
pengembangan teknik pelatihan peternakan bagi aparatur dan non aparatur
pertanian;
·
Penyusunan
bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) pelatihan teknis, fungsional dan
kewirausahaan di bidang peternakan;
·
Pelaksanaan
penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan teknis, fungsional dan
kewirausahaan di bidang peternakan;
·
Pelaksanaan
pemberian konsultasi agribisnis;
· Pemberian
pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional dan
kewirausahaan di bidang peternakan bagi aparatur dan non aparatur pertanian;
Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
Besar Pelatihan Peternakan.
- PELAKSANAAN KURIKULUM PELATIHAN DI BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN
1. Materi
Berdasarkan penetapan kurikulumnya, pelatihan yang
diselenggarakan oleh BBPP dibedakan menjadi tiga jenis pelatihan. Yang pertama pelatihan yang kurikulum dan
pelaksanaannya dalam wewenang BBPP, yang kedua pelatihan yang bersifat kerjasama
dimana BBPP merupakan pelaksana program dan yang ketiga pelatihan kerjasama
dengan instansi lain.
Untuk jenis pelatihan yang pertama BBPP menetapkan materi
pelatihan dengan cara:
·
Analisis
kebutuhan pelatihan, yang didahului dengan Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
(IKP) yaitu penelusuran Deskrepansi Kompetensi Kerja (DKK) yang merupakan
kesenjangan antara SKK dengan AKK. Dimana AKP diperlukan untuk meningkatkan
mutu penyelenggaraan pelatihan yang efisien dan efektif. AKP ini dilakukan
untuk seluruh jenis pelatihan teknis menurut masing-masing jenjang.
·
Materi
Pelatihan didasarkan pada Deskrepansi Kompetensi Kerja (DKK) dari Standar
Kompetensi Kerja (SKK) peserta pelatihan.
Muatan
Materi
·
Dikelompokkan
dalam 1. Kelompok Dasar (≤ 10 %), 2. Inti (≥ 80 %) dan 3. Penunjang (≤ 10 %)
·
Kedalaman
materi memperhatikan Tujuan Pembelajaran Umum (TPU), Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK), Rencana Penyajian Pelatihan (RPP), Modul/Paket Pembelajaran yang terdiri
dari PK1 (Belajar Sendiri), PK2 (Diskusi), PK3 (Praktek), dan PK4 (Praktikum).
2. Metoda Pelatihan
Untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan maka menggunakan metode pelatihan yang tepat yaitu
:
·
Metoda
Pelatihan berbasis kompetensi kerja (Competency Base Training )
· Metoda
pelatihan dengan pendekatan andragogi, individual dan partisipatif.
· Pendekatan
andragogi melalui Experiental Learning Cycle (ELC) atau AKOSA (Alami,
Kemukakan, Olah, Simpulkan)
· Metoda
yang dikembangkan antara lain : Ceramah, Diskusi pleno, Diskusi kelompok,
Latihan/praktek, Studi kasus, Observasi Lapangan, Simulasi, Bermain
peran, dll.
Penggunaan alat bantu/peraga disesuaikan dengan kebutuhan
dan ketepatan dalam proses belajar mengajar sehingga TPU dan TPK
materi pelatihan tersebut tercapai.
Untuk
pelatihan yang ditetapkan oleh kementrian pertanian, BBPP hanya merupakan
pelaksana sedangkan untuk pelatihan yang bekerjasama dengan instansi lain,
materi ditetapkan berdasarkan kebutuhan instansinya.
Kurikulum
yang berlaku di BBPP adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis
kompetensi diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan tugas tugas dengan standar performansi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan pebelajar, melalui seperangkat
kompetensi tertentu. Kurikulum ini
secara meluas digunakan pada tahun 1970 terutama pada lembaga lembaga
pendidikan kejuruan (Effendi, 2009).
Melihat
kondisi yang di BBPP maka, kurikulum di BBPP selalu berubah sesuai kebutuhan
tetapi perubahan tersebut tidak sampai pada perubahan struktur atau perubahan
orientasi nilai. Perubahan bersifat subtitusi, alterasi dan perturbation bisa
terjadi dibalai pelatihan. Menurut Mc Neil ( 1977), perubahan kurikulum
dikategorikan menjadi lima, yang paling mudah adalah subtitusi dan perubahan
yang paling mendasar adalah perubahan orientasi nilai.
2.
Sarana
Untuk mendukung proses pembelajaran di BBPP ,
sarana yang ada adalah:
1. Instalasi Farm
Nama Instalasi
Jumlah
·
Farm Sapi Perah 77 ekor.
·
Farm Sapi Potong 16 ekor
·
Farm Kambing Perah 42 ekor
·
Farm Kambing Potong 33 ekor
·
Farm Domba Potong 20 ekor
·
Farm Ayam Arab 343 ekor
·
Farm Itik 153 ekor
·
Farm Kelinci 61 ekor
2. Instalasi Prosesing
Susu, atau Mini Plant sebagai tempat pelatihan dalam memproduksi berbagai macam
produk hasil ternak perah baik susu sapi maupun susu kambing dengan produk
olahan yang dihasilkan seperti susu pasteurisasi, yogurt, mentega, keju dan ice
cream.
3. Instalasi Laboratorium Pengujian Kualitas Susu, berfungsi untuk
menganalisis hasil ternak terutama susu mulai dari bahan baku (raw material)
sampai produk olahannya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dan program
pengembangan laboratorium hasil susu.
4. Instalasi Pengolahan Hasil Ternak, sebagai pengelolaan produksi
makanan hasil ternak seperti abon, dendeng, stik susu, krupuk susu, krupuk
ceker ayam dan produk lainnya. Laboratorium ini diharapkan sebagai penunjang
dalam meningkatkan kinerja bagi widyaiswara dan peserta pelatihan yang
melaksanakan pelatihan.
5. Instalasi Nutrisi dan Kebun Praktek, sebagai sarana dalam memenuhi
pakan ternak baik ternak perah, potong, unggas dan aneka ternak, digunakan
untuk praktek bagi peserta pelatihan dan sarana profesionalisme widyaiswara.
6. Instalasi Kesehatan Hewan dan Reproduksi, berfungsi untuk menguji
penyakit-penyakit ternak dan memeriksa kesehatan hewan yang ada di instalasi
farm serta sebagai sarana profesionalisme widyaiswara.
7. Perpustakaan, meliputi 2.900 judul buku yang terdiri dari agribisnis
pertanian, peternakan dan perikanan, pengetahuan umum, manajemen, akuntansi,
teknologi pertanian dan karangan lain dari dalam negeri maupun luar negeri.
Prasarana
BBPP Batu mempunyai prasarana yang mampu menunjang kelembagaan pelatihan,
yaitu :
Prasarana,
1. Ruang Kelas,
yang dilengkapi dengan fasilitas audio visual, LCD Proyector Multimedia, TV,
Whiteboard dan AC yang dapat didesain untuk acara seminar, rapat, sarasehan,
pertemuan, entertainment, dll, yang terdiri dari 3 ruang kelas yaitu Jersey,
Prosessing dan Simental dengan kapasitas 30 – 40 orang per kelas serta Aula
Brizantha dengan kapasitas 400 orang.
2. Ruang Perkantoran, meliputi ruang Kepala Balai, Ruang Tamu/Lobby, Ruang
Kepala Bagian Umum, Ruang Bidang Program dan Evaluasi, Ruang Penyelenggaraan
Pelatihan, Ruang Umum terdiri dari Ruang Sub Bagian Kepegawaian dan Rumah
Tangga, Ruang Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi, serta Ruang Widyaiswara.
3. Asrama
Nama Asrama/Guest House Kapasitas
1.
Gallus-gallus
dan Limousin Kamar : 20 Orang : 2 Jumlah : 20 orang
2. Grati,
Brahman dan Ettawa Kamar : 25 Orang : 3 Jumlah : 75 orang
3. Bali
Cattle Kamar : 20 Orang : 1 Jumlah : 20 orang
4.
Sorghum
Kamar : 6 Orang : 1 - 2 Jumlah : 10 orang
5.
Glyricydae
dan Rumah Dinas Type 70 Kamar : 6 Orang : 2 Jumlah : 12 orang
6. King
Grass Kamar : 3 Orang : 1 Jumlah : 3 orang
4. Sarana Penunjang,
terdiri dari Lapangan Tenis, Lapangan Volly, Lapangan Bulu Tangkis, tenis meja,
bilyard, ruang entertainment, Masjid At - Tarbiyah, dukungan transportasi (mini
bus dan mobil station), Sarana Rumah Dinas, Kebun Percobaan/Koleksi, lahan
rumput (atas dan bawah), tempat parkir mobil dan motor dan layanan internet 24
jam.
5. Display dan Outlet Agribisnis,
sebagai sarana tempat pemasaran/display produk-produk hasil ternak seperti
susu, daging, telur dan hasil ikutannya dan juga sekaligus sebagai tempat
promosi dapat disosialisasikan kepada masyarakat umum.
Berdasarkan sarana dan prasarana yang tersedia di BBPP
maka pelatihan dilakukan dengan jumlah peserta per rombongan belajar dibatasi
maksimal 30 orang. Penyelenggaraan pelatihan yang berbeda bisa dilakukan
bersamaan hingga rata rata 5 rombongan belajar per periode. Tujuannya adalah
untuk memaksimalkan penggunaan sarana dan pra sarana tanpa mengurangi
ketercapaian kompetensi yang dilatihkan.
Sumber belajar
disediakan bagi peserta pelatihan berupa modul yang disusun oleh widya
iswara. Persyaratan untuk widyaiswara adalah
dengan ujian dari LAN dan telah mengikuti TOT. Widyaiswara minimal telah
berpendidikan magister sesuai bidang yang diajarkan. Menurut marsh dalam
Hamalik (2008), dari tiga faktor yang berpengaruh terhadap implementasi
kurikulum, pengajar merupakan faktor penentu utama. Pengajar harus memiliki
kualifikasi kompetensi khusus untuk menunjang pencapaian kompetensi lulusan.
Sebagai contoh, untuk pelatihan pengolahan hasil ternak
bagi penyuluh peternakan, materi dalam diktat mencakup materi pengetahuan,
prosedur pengolahan, pengemasan, pemasaran, GMP produk olahan hasil ternak
hingga analisa usaha.
Menurut pengamat, isi materi dalam diktat sudah sangat
memadai tetapi belum lengkap dengan panduan untuk peserta. Jadi akan lebih baik
kalau bahan ajarnya dilengkapi dengan panduan.
3.
Peserta
Pelatihan
Karena peserta pelatihan semuanya orang dewasa maka
pembelajarannya andragogi. Tetapi dalam
pelaksanaan pembelajarannya latar belakang pendidikan dan ketrampilan peserta
menentukan komposisi pelatihan. Makin rendah pendidikan dan ketrampilan
peserta, makin banyak waktu yang diberikan bagi peserta untuk praktek.
Peserta
|
Teori
|
Praktek
|
Petani/peternak
|
20%
|
80%
|
Penyuluh fasilitator
|
40%
|
60%
|
Penyuluh supervisor
|
50%
|
50%
|
Penyuluh advisor/ahli
|
80%
|
20%
|
Pelatihan
Aparatur
PELATIHAN BAGI APARATUR TAHUN 2011
I.
Pelatihan Fungsional Bagi Penyuluh Pertanian
1.
Pelatihan
Dasar Trampil Fungsional RIHP Bagi Penyuluh Pertanian (1 Angk, 30 orang, 15
hari)
2.
Pelatihan
Dasar Trampil Fungsional bagi Wastukan (1 Angk, 30 orang, 15 hari)
3.
Pelatihan
Dasar Trampil Bagi Penyuluuh Pertanian (4 Angk, 120 orang, 60 hari)
4.
Pelatihan
Dasar ahli bagi Penyuluuh Pertanian (31 Angk, 90 orang, 57 hari)
5.
Pelatihan
Alih Jenjang Kelompok bagi Penyuluh Pertanian (3 Angk, 90 orang, 45 hari)
II. Pelatihan Teknis Bagi Aparatur Pertanian
1.
Pelatihan
Budidaya Sapi Potong Bagi Penyuluh Pertanian ( 3 angk, 90 orang, 42 hari)
2.
Pelatihan
Budidaya Sapi Potong bagi Petugas Teknis (2 Angk, 60 orang, 28 hari)
3.
Pelatihan
Sapi Perah Bagi Penyuluh Pertanian (1 angk, 30 orang, 14 hari)
4.
Pelatihan
Budidaya Sapi Perah Bagi Petugas Teknis (1 Angk, 30 orang, 14 hari)
5.
Pelatihan
Inseminasi Buatan Bagi Calon Inseminator (3 Angk, 60 orang, 63 hari)
6.
Pelatihan
Pengolahan Hasil Ternak bagi Penyuluh Pertanian (1 Angk, 30 orang, 14 hari)
7.
Pelatihan
Pengolahan Limbah Bagi Penyuluh Pertanian (1 angk, 30 orang, 14 hari)
8.
Pelatihan
Teknis Agribisnis Peternakan Bagi Petugas/Penyuluh Pertanian (3 Angk, 90 orang,
42 hari)
9.
Pelatihan
Mendukung Diversifikasi Pangan Non Daging Sapi (1 Angk, 30 orang, 7 hari)
10.
Pelatihan
Mendukung Nilai Tambah (P2HP) ( 2 angk, 60 orang, 14 hari)
11.
Diklat
Sertifikasi Profesi Penyuluuh Pertanian (1 Angk, 30 orang, 7 hari)
12.
Diklat
Pembekalan Calon Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian (3 Angk, 89 orang, 9
hari)
III. Pelatihan Fungsional Bagi Fungsional RIHP Non Penyuluh
1. Pelatihan Dasar Terampil Pengawas Mutu Pakan
Pelatihan Aparatur Balai
Besar Pelatihan Peternakan - Batu Tahun Anggaran 2010
1.
Pelatihan
Pakan Ternak dan Hijauan bagi Penyuluh/Petugas..............Tanggal 16 s.d. 22 Mei
2010 (Terealisasi)
2.
Pelatihan
Inseminasi Buatan bagi Calon Inseminator..........................Tanggal 2
s.d. 22 Juni 2010 (Terealisasi)
3.
Pelatihan
Sapi Potong Bagi Penyuluh Peternakan...............................Tanggal 14
s.d. 24 Maret 2010 (Terealisasi)
4.
Pelatihan
Pengolahan Hasil Ternak (Daging, Telur dan Susu) Bagi Penyuluh.....Tanggal 14
s.d. 28 Maret 2010 (Terealisasi)
Pelatihan
Non Aparatur
PELATIHAN BAGI NON APARATUR TAHUN 2011
I. Pelatihan Administrasi dan Manajemen
1.
Pelatihan
Metodologi Permagangan bagi Pengelola P4S ( 1 Angk, 30 orang, 7 hari)
2.
Pelatihan
Agriculture Training Camp (2 Angk, 60 orang, 10 hari)
3. Pelatihan
Kepemimpinan Bagi Pengelola P4S (1 Angk, 30 orang, 7 hari)
4. Pelatihan
Kewirausahaan Agribisnis Bagi Pengelola P4S (1 Angk, 30 orang, 7 hari)
II. Pelatihan Teknis Agribisnis
1.
Pelatihan
Kewirausahaan Agribisnis Bagi Petani Muda (1 Angk, 30 orang, 7 hari)
2.
Pelatihan
Diversifikasi Pangan Pengolahan Daging Bagi Peternak (1 Angk, 30 orang, 7 hari)
3.
Pelatihan
Diversifikasi Pengolahan Susu bagi Peternak (1 Angk, 30 orang, 7 hari)
4.
Pelatihan
Dasar Bagi Pengelola P4S (1 angk, 30 orang, 14 hari)
5.
Pelatihan
Diversifikasi Pangan non Daging Sapi Bagi Gapoktan (2 Angk, 60 orang, 10 hari)
6.
Pelatihan
Mendukung Nilai Tambah (GAP,GMP, PHP,P3A) bagi Gapoktan (1 Angk, 30 orang, 7
hari)
Pelatihan Non Aparatur Balai Besar Pelatihan Peternakan - Batu
Tahun Anggaran 2010
1.
Pelatihan Limbah dan Biogas Bagi
Peternak.........................................Tanggal 7 s.d. 13 Februari
2010 (Terealisasi)
2.
Pelatihan Pakan dan Hijauan Bagi
Peternak.........................................Tanggal 7 s.d. 13 Februari
2010 (Terealisasi)
3.
Pelatihan Agribisnis Kewirausahaan bagi Magang
Jepang.................... ..Tanggal
13 s.d. 19 Juni 2010 (Terealisasi)
4.
Pelatihan
Agri Training Camp (ATC) Angkatan 1 dan 2.........................Tanggal 5
s.d. 9 Juli 2010 (Terealisasi)
5.
Pelatihan
Manajemen Kepemimpinan P4S...........................................Tanggal 25
April s.d. 1 Mei 2010 (Terealisasi)
6.
Pelatihan Petani Angkatan 1................................Tanggal
17 s.d. 21 Mei 2010 (Terealisasi)
7.
Pelatihan Petani Angkatan
2................................Tanggal 7 s.d. 11 Juni 2010 (Terealisasi)
8.
Pelatihan Manajemen/Kepemimpinan Masyarakat Pertanian
Wilayah Timur.......Tanggal 25 April s.d. 1 Mei 2010
9.
Pelatihan Kewirausahaan Wilayah
Barat..............................................Tanggal 25 April s.d. 1 Mei
2010 (Terealisasi)
10. Pelatihan
Kewirausahaan Wilayah Timur........................Tanggal 25 April s.d. 1 Mei
2010
Yang
menjadi permasalahan utama peserta adalah sebagian peserta yang datang tidak
sesuai dengan kriteria dalam undangan BBPP. Hal ini menyebabkan perbedaan kemampuan awal
dan menyebabkan kurang tepatnya sasaran pelatihan.
EVALUASI
Menurut
McNeil (1977), evaluasi didasarkan tiga hal yaitu: 1) Placement. Pada tingkatan
seperti apa pebelajar mendapatkan tantangan tetapi tidak frustasi? 2)Mastery.
Apakah pebelajar mencapai ketuntasan untuk bisa melanjutkan ke level
berikutnya? 3) Diagnosis. Bagian apakah yang sulit pada level tersebut?.
Pada
BBPP, untuk mengukur keberhasilan dilakukan evaluasi materi, evaluasi pengajar
dan evaluasi peneyenggaraan secara keseluruhan. Evaluasi terhadap pengajar
dilakukan oleh peserta langsung setelah
seorang widyaiswara selesai mengajar. Evaluasi keseluruhan materi dilakukan
menjelang akhir latihan. Dan evaluasi penyelenggaraan pelatihan dilakukan
setelah selesai pelatihan.
Kelemahan
evaluasi oleh peserta adalah seringnya ditemukan penilaian yang tidak
objektif. Kadang juga ada faktor
kepentingan peserta mempengaruhi penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,
M. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Pengantar ke Arah Pemahaman KBK,KTSP dan
SBI. Universitas Negeri Malang. Malang
Hamalik,
O. 2008. Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosdakarya. Bandung
McNeil,
J.D. 1977. Curriculum: A Comprehensive Introduction. Little Brown and Company.
Boston Toronto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar