Produksi hijauan
disaat berlimpah hendaknya disimpan dengan berbagai cara pengawetan antara lain
dibuat menjadi hay. Di negara negara
maju, hay dibuat dari hijauan dikeringkan dan lalu digulung dengan menggunakan mesin.
Prinsip dasar dari
pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan mengeringkan hijauan baik
menggunakan sinar matahari maupun menggunakan mesin pengering. Kandungan air
hay ditentukan maksimal sebesar 15-20%, hal ini dimaksud agar hijauan saat
disimpan sebagai hay tidak ditumbuhi jamur. Jamur akan merusak kualitas hay
sehingga tidak disukai ternak dan tidak bisa
diberikan pada ternak karena adanya mikotoksin. Toleransi kandungan air hay
tergantung pada kelembaban, kepadatan gulungan dan sirkulasi udara.
Tujuan pembuatan hay
adalah untuk penyediaan hijauan untuk pakan ternak pada saat ketersediaan
hijauan segar berkurang.
Di negara negara sub
tropis hay dan silase merupakan pakan yang dapat diperjual belikan jadi
merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan.
Tetapi hay relatif mudah untuk pengangkutan dibandingkan silase. Hay
tidak memerlukan kondisi anaerob selama penyimpanan dan pengangkutan.
Proses pengeringan
yang berlangsung terlalu lama akan mengakibatkan kehilangan nutrisi dan
memudahkan tumbuhnya jamur. Pengeringan yang berlebihan juga akan menurunkan kualitas
hay karena daun mudah patah. Pada saat pengeringan kandungan karoten hijauan
akan turun dari 150-200 mg/kg pakan menjadi 2-20 mg/kg pakan. Tetapi
pengeringan dengan sinar matahari bermanfaat untuk iradiasi pro vitamin D hijauan.
Kehilangan nutrien mudah larut juga bisa terjadi bila selama pengeringan
terjadi hujan.
Pengeringan dengan
sinar matahari bisa dengan menghampar hijauan di lahan, dengan menggunakan para
para atau kaki tiga (tripod).
Pemotongan
hijauan untuk dibuat hay, yang terbaik adalah saat hijauan menjelang berbunga. Tetapi untuk pembuatan hay diperlukan sinar
matahari sehingga pemotongannya harus mempertimbangkan keadaan cuaca.
Gambar 4.3.
Pembentukan pellet dari hay. Sumber sunhat.com
|
Semakin
cepat proses pengeringan berlangsung hay akan makin baik. Tetapi apabila tidak
tersedia pengering dan cuaca kurang mendukung untuk proses pengeringan, maka
penambahan bahan pengawet mungkin diperlukan.
Adapun macam macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur,
asam propionat dan amonia cair.
Garam
sebagai pengawet diberikan 1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas karena
kandungan uap air, juga dapat mengontrol aktivitas mikroba, serta dapat menekan
pertumbuhan jamur. Asam propionat
berfungsi sebagai fungisidal dan fungistalik yaitu mencegah dan memberantas
jamur yang tumbuh serta tidak menambah jumlah jamur yang tumbuh. Pemberiannya adalah sebanyak 1% dari berat hijauan
yang dipak. Amonia cair juga berfungsi sebagai fungisidal dan pengawet,
mencegah timbulnya panas, meningkatkan kecernaan hijauan tersebut dan
memberikan tambahan N bukan protein. Penggunaan
pengawet memungkinkan hay disimpan dalam kadar air yang lebih tinggi.
Setelah
dalam penyimpanan, gas amonia juga bisa digunakan untuk memperbaiki nutrien
hay. Caranya sama dengan yang dilakukan
untuk yang biasa dilakukan pada jerami. Hay yang ada di wadah disemprot dengan gas amonia melalui lobang.
Gambar
4.4. Hay yang berkualitas tinggi (kiri) dan rendah (kanan) http://en.wiki pedia.org/wiki/hay
Rata rata hay memiliki
kandungan serat kasar 25 – 32% dan TDN
45-55%. Hay yang berkualitas baik
memiliki ciri ciri sebagai berikut:
Ø Warnanya
hijau kekuningan dan cerah
Ø Baunya
tidak tengik
Ø Tekstur/keadaan
fisiknya tidak terlalu kering, sehingga tidak mudah patah
Ø Tidak
berjamur atau ada kontaminasi pasir, tanah dll
Jika dibandingkan
dengan silase, hay lebih mudah ditangani pada saat penyimpanan dan pengangkutan
karena tidak memerlukan kondisi anaerob.
Disamping itu, hay lebih ringan untuk diangkut karena kadar airnya
rendah.
Tetapi bila penanganan
tidak tepat, akan lebih banyak daun yang hilang. Hay mudah terbakar , jika
disimpan di gudang yang suhunya diatas 600C, resiko kebakaran lebih
tinggi. Pembuatan hay secara
konvensional memerlukan panas matahari sehingga tergantung pada kondisi cuaca.
Anonimous, 2012. Determine The Characteristics of Good Silage and The Steps in Producing
It. http://forages.oregonestate.edu/nfgc/eo/onlineforagecurriculum
/instructurmaterials/availabletopics/mechaninalharvest/silage
Cullison, A.E. & Lowrey, R. S. 1987. Feeds
and Feeding. Fourth Edition. A Resto Book Prentice Hall. Englewood Cliffs.
Drake, D.J. Nader, G., Forero, L. 2011. Feeding
Rice Straw to Cattle. University of California.
Ensminger, M.E. 1990. Animal Science. 8th Ed.
Interstate Publisher, Inc. Dannville
Kartasudjana, D.
2001. Mengawetkan Hijauan Pakan
Ternak. Modul Keahlian Budidaya Ternak. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan.
McDonald, P, et al.
1987. Animal Nutrition. Fourth edition. Longman Group,LTd.
Nista, D. dkk. 2007. Teknologi
Pengolahan Pakan: UMB, fermentasi jerami,amoniasi jerami, silage, hay. http://bptu_sembawa.net/VI/data/download/20090816160949.pdf.
Parakkasi,
A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar