Pada peternak skala kecil dinegara
berkembang, umumnya ternak ruminansia hanya diberi pakan kasar berupa hijauan
atau bahkan jerami. Pada kondisi ini
ketersediaan protein, mineral, vitamin dan daya cerna pakan bagi ternak
sangatlah kurang. Hal ini diikuti dengan
tingkat konsumsi dan produktivitas ternak yang rendah.
Urea merupakan salah satu sumber amonia
yang bisa digunakan oleh mikrobia rumen untuk membentuk protein bagi ternak
ruminansia.
Mikrobia dalam rumen membentuk
protein bagi ternak dengan cara menggabungkan
NH3 dari urea dengan hasil hasil metabolisme karbohidrat. Oleh
karena itu pemberian urea harus disertai sumber karbohidrat mudah tercerna.
Apabila NH3 tidak
digunakan untuk membentuk protein, maka NH3 akan masuk ke darah dan
dalam jumlah tertentu menyebabkan keracunan.
Oleh karena itu para ahli telah
melakukan rekayasa agar pemberian urea ini bermanfaat dan tidak membahayakan
ternak. Salah satu produk yang paling
dikenal adalah blok. Karena komponen
utama penyusun blok ini adalah urea dan molasses, maka kemudian dikenal dengan
nama ures molasses blok (UMB)atau juga urea molasses multinutrien blok(UMMB).
1.
Formulasi Blok
Blok dapat dibuat dari berbagai komponen tergantung pada ketersediaan
secara lokal, nilai nutrisi, harga, fasilitas yang tersedia dan pengaruhnya
pada kualitas blok.
Ø Molases mengandung substrat mudah
terfermentasi, berbagai jenis mineral tetapi kandungan fosfornya rendah. Karena rasanya dan aromanya menyenangkan,
molasses membuat blok sangat disukai oleh ternak. Molasses merupakan limbah
pabrik gula yang kaya akan karbohidrat mudah larut (48-68% berupa gula)
Ø Urea adalah penyedia nitrogen
dalam blok yang merupakan komponen terpenting blok. Urea bisa meningkatkan konsumsi sapi terhadap
jerami hingga 40% dan meningkatkan kecernaanya hingga 20%. Konsumsi urea harus dibatasi untuk mencegah
keracunan. Oleh karenanya pembuatan blok
sangat sesuai untuk mengontrol konsumsi tetapi tersedia setiap saat. Selain
itu, penggunaan dalam blok dibatasi sampai 20% karena makin tinggi urea akan
menurunkan palatabilitas terhadap blok.
Ø Bahan pengisi bisa berupa dedak
halus, dedak gandum atau bungkil. Bahan pengisi memiliki kegunaan ganda pada
blok. Selain merupakan sumber nutrien
juga sebagai penyerap kandungan air pada molasses dan memberi struktur pada
blok.
Ø Mineral bisa ditambahkan sesuai
keperluan. Garam dapur biasanya ditambahkan
karena biasanya defisien dalam pakan dan karena harganya murah. Kalsium ada
pada molasses dan pada bahan pemadat, CaO atau semen. Tepung kerang dan tepung
tulang juga bisa digunakan sebagai sumber mineral.
Ø Bahan pemadat atau binder
diperlukan untuk membuat blok menjadi padat.
Bahan yang telah banyak dipakai adalah Magnesium oksida (MgO), bentonit,
kalsium oksida (CaO), kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dan
semen. Meskipun ada perbedaan pendapat
ahli tetapi penggunaan semen 1-3% dalam ransum tidak menunjukkan efek negatif .
Gambar 5.3 Bentonit salah satu bahan pemadat atau binder. Sumber shivminerals.com
Ø Berbagai bahan kimia dan obat
obatan juga bisa digunakan untuk mengontrol parasit atau manipulasi rumen.
Formula untuk UMB berbeda beda menurut ketersediaan bahan di suatu
daerah. Dibawah ini adalah contoh
formula UMB yang sederhana dan bahannya mudah didapat (Rajkomar, 1991).
Ø Molases 50%
Ø Urea 9%
Ø Garam 5%
Ø Semen 14%
Ø Dedak halus 22%
Pembuatan UMB bisa dilakukan
dengan cara panas, cara hangat dan cara dingin.
Pembuatan dengan cara panas memerlukan suhu 100-1200 C dengan
waktu 10 menit. Cara ini banyak
dilakukan di Australia. Komposisinya
Molasses 60%, Urea 10%, Magnesium Oksida 5%, Kalsium karbonat 4%, bentonit 1%
dan dedak gandum.
Apabila dilakukan dengan cara hangat molasses(55%)
dipanaskan pada suhu 40-500C bersama dengan urea(7,5%). Bahan
pemadatnya adalah kalsium oksida (10%). Dedak gandum digunakan sebanyak 22,5%
dan garam dapur 5%. Kelemahan cara ini adalah memerlukan energi. Kelebihannya adalah prosesnya cepat dan blok
yang dihasilkan tidak higroskopis.
Dinegara tropis, cara dingin bisa
dipakai. Formulanya terdiri dari molasses 50%, urea 10%, garam 5%, kalsium
oksida 10% dan dedak halus 25%. Kalsium
oksida bisa digantikan oleh semen dengan penambahan air 40% dari berat. Kelebihan pembuatan dengan cara ini adalah
menghemat energi, tetapi kadang produknya bersifat higroskopis.
2.
Penggunaan UMB
Tingkat kekerasan blok sangat
tergantung pada komposisinya. Makin
tinggi molasses dan urea makin rendah kepadatannya. Bahan pemadat dan dedak
sangat penting untuk menghasilkan produk yang keras.
Tingkat kekerasan blok akan
berpengaruh pada kecepatan konsumsi. Jika terlalu lembek konsumsi berlangsung
cepat dan bisa membahayakan. Disisi lain
jika terlalu padat menjadikannya sulit dikonsumsi.
Pemberian UMB pada ternak
sebaiknya dibuatkan tempat khusus yang memungkinkan ternak menjilatnya tetapi
tidak menggesernya. Dengan tingkat kepadatan yang tepat, maka UMB bisa
disediakan setiap saat.
Pada ternak yang sudah diberi
ransum tinggi protein, pemberian UMB tidak akan memberi dampak positif. Biasanya blok yang disediakan hanya
mengandung mineral saja. Blok dengan berat 5 kg bisa diberikan selama 7-10 hari
untuk satu ekor sapi atau kerbau dengan berat badan 350-400 kg. Blok tidak bisa
diberikan pada sapi yang berumur kurang dari 6 bulan.
Di beberapa daerah
seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat penggunaan UMB dimulai
sejak 1987. Hasilnya terbukti bahwa pemberian UMB meningkatkan produktivitas
ternak, baik potong maupun perah.
Cullison,
A.E. & Lowrey, R. S. 1987. Feeds and Feeding. Fourth Edition. A
Resto Book Prentice Hall. Englewood Cliffs.
Kartasudjana, D.
2001. Mengawetkan Hijauan Pakan
Ternak. Modul Keahlian Budidaya Ternak. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. http://files.ictpamekasan.nett/materi-kejuruan/pertanian/budi-daya-ternakruminansia/mengawetkan-hijauan-pakan.pdf
diunduh 17 desember 2011.
McDonald, P, et al.
1987. Animal Nutrition. Fourth edition. Longman Group,LTd.
Nista, D. dkk. 2007. Teknologi
Pengolahan Pakan: UMB, fermentasi jerami,amoniasi jerami, silage, hay. http://bptu_sembawa.net/VI/data/download/20090816160949.pdf. Diunduh 18 desember 2011.
Sansoucy, R dan Aarts, G. 2005. Molasses/Urea Blocks. FAO Animal Production and Health Division and
Dept. of Biochemistry, Microbiology and Nutrition. Rome and Armidale.
Sewell,H.B. 1993. Urea
Supplement for Beef Cattle. http://extensionmissouri.edu/p/G2071 diunduh 17
Januari 2012
TERIMAKASIH... BLOGG NYA SANGAT MEMBANTU
BalasHapus