RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata
Pelajaran : Usaha Teknologi
Produksi Hijauan Makanan Ternak dan Industri Pakan Ternak
Kelas/Semester : XI / Genap
Pertemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi :Penerapan Teknologi dalam Pengolahan Pakan
Kompetensi Dasar :Pengolahan Jerami
Indikator :
1. Menjelaskan
karakteristik jerami
2. Menjelaskan
manfaat pembuatan amoniasi jerami
3. Menjelaskan
proses pembuatan amoniasi jerami
4. Menjelaskan
tujuan hidrolisis jerami
5. Menjelaskan
proses hidrolisis jerami
6. Menjelaskan
tujuan fermentasi jerami
7. Menjelaskan
proses fermentasi jerami
I.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui diskusi kelompok siswa
mampu menjelaskan pengolahan jerami dengan mempresentasikannya didepan kelompok
lain ( kelas)
II.
MATERI AJAR
Pakan kasar masih menjadi pakan
utama ternak ruminansia di Indonesia.
Salah satu pakan kasar yang tersedia melimpah adalah jerami, terutama
jerami padi. Hal ini karena jerami padi
merupakan limbah pertanian tanaman pangan sebagian besar penduduk Indonesia.
Produksi jerami padi dapat mencapai
12-15 ton/hektar tiap panen tergantung lokasi dan varietasnya. Jerami ini bisa
digunakan untuk pakan kasar 2-3 ekor sapi dewasa sepanjang tahun.
Penggunaan jerami untuk pakan baru
berkisar 31-39% dan 7-16% untuk industri.Dari keseluruhan produksi jerami,
sebagian besar masih dibakar dan dikembalikan ke tanah. Efek negatif dari pembakaran adalah polusi
lingkungan, mempengaruhi ekologi tanah dan hilangnya bahan organik
Komposisi kimia jerami padi meliputi bahan kering 71,2%,
protein kasar 3,9%, lemak kasar 1,8%, serat kasar 28,8%, BETN 37,1% dan TDN
40,2%. Kandungan lignin jerami berkisar
6-7% dan silikatnya 13%. Ternak yang hanya mendapatkan jerami saja sebagai
pakannya akan memiliki produktivitas rendah.
Untuk digunakan sebagai pakan,
jerami sebaiknya diolah lebih dahulu.
Pengolahan jerami bisa berupa amoniasi, hidrolisis dengan alkali maupun
dengan fermentasi menggunakan mikrobia tertentu.
1. Amoniasi Jerami
a. Pengertian
Amoniasi merupakan cara pengolahan
kimia dengan menggunakan amonia untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan
berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya).
Amoniasi biasanya dilakukan pada
bahan pakan asal limbah pertanian seperti berbagai jenis jerami dan bahkan juga
pada kulit kopi, tergantung pada potensi daerahnya.
b. Tujuan
Pembuatan amoniasi bertujuan
meningkatkan kualitas jerami yang rendah kandungan nutrisinya, menjadi jerami
yang kandungan nutrisinya memadai dan daya cernanya tinggi.
c.
Proses
Jerami merupakan bagian tanaman yang
telah tua yang memiliki kandungan lignin dan silikat yang menyebabkan daya
cerna ternak ruminansia terhadap jerami rendah.
Amoniasi jerami padi adalah proses
pengolahan jerami padi menggunakan amonia (misalnya urea) sebagai sumber amonia
dengan pemeraman pada kondisi anaerob.
Proses ini merubah tekstur jerami menjadi lunak dan rapuh sehingga mudah
dicerna. Peningkatan kandungan protein juga terjadi pada jerami amoniasi karena
peresapan nitrogen dari urea. Proses ini juga menghilangkan aflatoksin/ jamur
dalam jerami.
Amonia dapat menyebabkan perubahan
komposisi dan struktur dinding sel sehingga membebaskan ikatan antara lignin
dengan selulosa dan hemiselulosa sehingga bisa dicerna oleh mikrobia rumen.
Amonia akan terserap dan berikatan dengan gugus asetil dari bahan pakan dan
bisa dimanfaatkan oleh mikrobia rumen.
Penggunaan urea dibatasi 4-6% karena
pada penggunaan <3% amonia tidak mampu memecah ikatan lignin. Pada
penggunaan > 6% amonia akan terbuang karena jerami tidak sanggup menyerapnya
jadi secara ekonomi tidak menguntungkan.
Proses amoniasi bisa dilakukan
dengan cara basah dan cara kering. Proses dengan cara basah menggunakan larutan
urea sedangkan cara kering urea langsung ditaburkan pada jerami. Dengan cara
kering 3-4 kg urea digunakan untuk 100 kg jerami. Pada pembuatan skala besar,
jerami dimampatkan kotak kotak cetakan . Selanjutnya jerami dimasukkan dalam
wadahnya (sejenis dengan silo) sambil ditaburi urea atau larutannya.
Penggunaan urea didasari
pertimbangan ekonomis dan juga lebih ramah lingkungan. Sebenarnya sumber amonia lain seperti gas
amonia bisa digunakan. Disini jerami yang telah dimasukkan ke dalam wadah
tertutup disemprot dengan gas amonia.
d.
Kualitas
Untuk menghasilkan jerami amoniasi
yang berkualitas, maka dibutuhkan bahan yang berkualitas pula. Bahan dasar dari
pembuatan jerami amoniasi ini adalah jerami padi yang tersisa setelah
pemanenan. Jerami padi yang akan diamoniasi harus memenuhi beberapa kriteria
yaitu jerami harus dalam kondisi kering, tidak boleh terendam air sawah atau
pun air hujan, dan harus dalam keadaan baik (tidak busuk atau rusak).
Jerami yang telah diamoniasi
memiliki tekstur lunak dan rapuh, berwarna coklat tua, berbau amonia dan tidak
berjamur. Jika dilakukan analisa
proksimat maka kandungan protein kasarnya lebih dari 6%.
e.
Penggunaan
Hasil amoniasi harus
diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada ternak. Tujuannya adalah untuk menghilangkan amoniak
dalam jerami. Untuk disimpan dalam jangka waktu yang
lama, jerami amoniasi harus dijemur atau dikeringkan 2-3 hari. Setelah
kering jerami dapat disimpan dibawah tempat teduh atau atap. Jangan sampai
terkena air hujan karena akan mengakibatkan pembusukkan. Jerami
yang sudah kering dapat disimpan selama selama 6 – 12 bulan tanpa penurunan
kualitas.
Bila cuaca tidak memungkinkan untuk
penjemuran, jerami amoniasi tidak perlu dikeluarkan dari wadahnya. Keluarkan sesuai kebutuhan dan angin anginkan
sebelum diberikan pada ternak.
Jerami amoniasi merupakan pakan yang
miskin mineral. Ada baiknya pemberiannya
disertai dengan pemberian mineral secara teratur.
2. Hidrolisis Jerami
Perlakuan lain untuk memperbaiki
kualitas jerami dilakukan dengan hidrolisis
dengan larutan basa. Larutan basa
bisa dibuat dengan NaOH atau CaO.
Apabila jerami direndam dalam larutan
alkali, maka ikatan antara lignin dan selulosa dan hemiselulosa dinding sel
akan terhidrolisa sehingga karbohidrat akan lebih tersedia bagi microorganisme
dalam rumen. Perlakuan dengan alkali juga meningkatkan tingkat konsumsi.
Awalnya proses ini dilakukan di Jerman
saat perang dunia I, jerami direndam selama 1 hingga 2 hari dalam larutan NaOH
(kaustik soda/soda api) 15-30 g/l dan kemudian dicuci untuk menghilangkan
residu alkalinya.
Proses ini meningkatkan daya cerna
jerami tetapi sebagian nutrien larut saat pencucian. Kemudian dikembangkan
metode kering dengan kandungan NaOH 10-40g/l. Daya cerna jerami meningkat, dari
0,4 menjadi 0,5-0,7.
Alkali lain yang juga efisiennya adalah
kapur ( CaO 60% dan MgO 1.3%). Kapur
sebanyak 40 gram dilarutkan dalam 10 liter air digunakan untuk merendam 1 kg
jerami selama kurang lebih 48 jam (2 hari). Kemudian jerami dicuci dengan 5
liter air dan dikeringkan dengan sinar matahari. Hasil penelitian Saadullah dkk
(1981) ini meningkatkan kecernaan bahan kering jerami dari 38 menjadi 49%. Jika
pemberiannya pada domba disertai 10% molasses dan 2% urea dalam ransum, maka
kecernaan ransum menjadi 54%.
3. Fermentasi
Jerami
Selain proses kimia, degradasi ikatan
kimia pada jerami juga bisa dilakukan dengan fermentasi. Fermentasi adalah suatu cara pengawetan yang
menggunakan mikrobia tertentu untuk menghasilkan asam atau komponen lainnya
yang dapat menghambat mikrobia perusak lainnya.
Cara melakukan fermentasi adalah dengan
menambahkan bahan yang mengandung mikrobia proteolitik, lignolitik,
selulolitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik. Mikrobia tersebut kita kenal dengan sebutan probiotik. Campuran berbagai mikro
organisme tersebut berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami
padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi
jerami yang telah difermentasi dengan mikrobia secara umum menunjukkan
peningkatan kualitas. Protein meningkat
dari 4,23% menjadi 8,14% dan juga disertai penurunan serat kasar.
Pembuatan
fermentasi jerami dilakukan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar
matahari langsung. Dimana untuk kapasitas 10 ton dapat dibuat bangunan dengan
ukuran 4 x 5 m. Lantai dasar dapat dibuat dari semen atau tanah yang dipadatkan
dan ditinggikan dari tempat sekitarnya, tanpa dinding. Bahan bangunan
menggunakan kayu atau bambu. Untuk atap dapat berupa seng atau bahan yang
tersedia di tempat. Jarak lantai ke atap 3 m.
Hasil
fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ø Baunya khas
Ø Warnanya kuning agak kecoklatan
Ø Teksturnya lemas(tidak kaku)
Ø Tidak busuk dan tidak berjamur
Fermentasi bisa juga dipadukan dengan
amoniasi. Starter yang digunakan urea
dan probiotik.
Jerami yang telah difermentasi bisa
diberikan sebagai pakan kasar bagi ternak sapi 6-8 kg/ekor/hari dengan penambahan konsentrat 1% dari berat
badan ternak. Hasil penelitian di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa pertambahan
berat badan sapi bali yang diberi jerami fermentasi lebih tinggi dibandingkan
sapi yang diberi rumput lapangan.
III.
METODE PEMBELAJARAN
Metode diskusi : Peserta didik diberi
satu topik untuk didiskusikan dalam kelompok
Metode presentasi: Peserta didik
menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok lain
IV.
LANGKAH LANGKAH
PEMBELAJARAN
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
2
3
|
Pendahuluan
1.
Guru mengkondisikan kelas agar siap
belajar
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1.
Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari
2.
Guru memberikan pre test
3.
Guru menyampaikan metode pembelajaran
yang akan dilakukan
4.
Guru membagi kelompok
Elaborasi
1.
Peserta didik disajikan tugas kelompok
untuk berdiskusi sesuai topik masing masing kelompok
2.
Peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya
3.
Peserta didik memberikan tanggapan
terhadap presentasi kelompok lain
4.
Peserta menanggapi pertanyaan dari
kelompok lain
5.
Bersikap santun dan demokratis dalam diskusi
kelompok, seperti: menghargai setiap pendapat; tidak
memaksakan kehendak; mengajukan pendapat/ide dengan santun; menerima
kesepakatan hasil diskusi.
Konfirmasi
1.
Guru dan siswa menyimpulkan materi
pembelajaran
2.
Melakukan pos test terhadap kegiatan
yang sudah dilakukan
Penutup
1.
Guru bersama siswa melakukan refleksi
dengan menanyakan apa yang telah dipelajari dan kesulitan yang dihadapi siswa
2.
Guru menjelaskan tugas untuk pertemuan
berikutnya (praktikum amoniasi jerami)
|
10 menit
115 menit
10 menit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar