- Petunjuk Penggunaan
Sebelum pembelajaran dimulai, guru
hendaknya telah memahami isi buku panduan guru dan memberikan petunjuk kepada
siswa tentang cara menggunakan bahan ajar sebagai berikut:
Ø Siswa
diminta untuk memahami petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan ajar serta
buku panduan siswa
Ø Siswa
disarankan untuk mempelajari terlebih dahulu bahan ajar sebelum dibahas di
dalam kelas agar siswa memiliki pemahaman yang lebih mendalam
Ø Peran
serta siswa lebih diutamakan. Kelas
diharapkan lebih banyak diwarnai oleh diskusi dan tanya jawab tentang berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dibahas
Ø Ketrampilan
psikomotorik hendaknya benar benar dilaksanakan dengan praktek dilapangan. Guru
memfasilitasi praktikum dengan berkoordinasi dengan pengelola Unit Pengolah
Pakan Ternak dan panitia pengadaan barang sehingga semua bahan dan alat yang
diperlukan tersedia pada saat diperlukan.
Ø Guru
menjadwal pertemuan dengan siswa untuk penilaian hasil praktek apabila tidak
memungkinkan dilakukan pada jam pelajaran.
Ø Guru
merupakan motivator dan fasilitator dalam pembelajaran ini. Bahan ajar ini
bukan satu-satunya sumber belajar sehingga siswa juga disarankan untuk
memperdalam pengetahuannya dengan membaca referensi yang relevan
- Komponen Bahan Ajar
Bab-bab dalam bahan
ajar ditata secara sistematis dan konsisten. Tujuannya adalah untuk
memfasilitasi belajar siswa. Adapun
susunan tiap babnya terdiri atas:
1) Judul
Bab
Judul bab memberikan gambaran tentang
isi bab dan ditulis dengan kata yang ringkas.
Penjelasan yang singkat tetapi jelas sangat membantu untuk memusatkan
perhatian.
2) Kerangka
Isi
Kerangka isi dalam bahan ajar merupakan salah satu bagian (alat) yang
membantu pembaca. Lima hal yang membantu
pembaca dalam bahan ajar yaitu kerangka isi tiap bab, heading dalam teks, rangkuman, glosarium untuk kata kata teknis
dan sumber pendukung.
3) Tujuan
Pembelajaran Umum dan Tujuan Pembelajaran Khusus
Merupakan elaborasi dari standar
kompetensi dan kompetensi dasar dari kurikulum yang ada di SPP Pelaihari.
4) Konsep
Kunci
Konsep kunci
merupakan bagian inti bab. Bagi siswa akan memandu mempelajari penekanan
materi.
5) Uraian
Materi
Uraian materi berisi pengetahuan
yang diperlukan siswa untuk memahami permasalahan, tujuan, manfaat dan proses
dalam pengolahan pakan. Pengetahuan
tersebut diharapkan akan memperluas wawasan siswa dan memotivasi untuk
mempraktekkannya.
Uraian ditulis dengan bahasa yang
sederhana disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa SPP Pelaihari. Panjangnya uraian disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan jumlah jam pembelajaran di kelas.
6) Prosedur
Praktikum
Prosedur praktikum berisi prosedur
pengolahan pakan yang akan dilakukan oleh siswa disertai dengan petunjuk
keselamatan kerja dan koordinasi kegiatan selama praktikum. Tujuannya adalah agar siswa bisa mempelajari
lebih dahulu prosedur sebelum pembelajaran bersama guru. Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, proses
praktikum akan lebih efektif.
Prosedur dalam praktikum penerapan
teknologi dalam pengolahan pakan tidak memerlukan simulasi karena alat, bahan
dan prosesnya tidak membahayakan praktikan.
Tetapi petunjuk keselamatan tetap diberikan untuk langkah langkah
tertentu.
7) Rangkuman
Rangkuman ditempatkan pada setiap
bab agar bisa digunakan untuk tinjauan (review) pokok pokok pikiran dalam teks
dan mengingat kembali hal hal yang penting. Rangkuman pada bahan ajar ditulis
dalam kotak tersendiri.
8) Latihan
Akhir Bab
Latihan akhir bab dimaksudkan untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah proses pembelajaran kemampuan intelektual. Latihan
akhir bab berguna untuk mengukur
kemampuan siswa dalam memahami materi.
Hasilnya bagi guru berguna untuk membimbing dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Latihan diberikan dalam bentuk soal
pilihan ganda . Banyaknya soal
disesuaikan dengan banyaknya uraian materi.
Pemilihan bentuk soal pilihan ganda
didasarkan 2 pertimbangan. Bila disusun dengan baik soal pilihan ganda dapat
meminimalkan kemungkinan siswa menebak nebak.
Bila ditulis dengan baik pilihan ganda juga dapat menyadap tipe-tipe
berpikir dan ketrampilan analitik yang lebih tinggi (Arends, 2001: 237).
9) Kunci
Jawaban
Kunci jawaban atau umpan balik atau
pengetahuan tentang hasil untuk kinerja yang baik memberikan motivasi intrinsik. Untuk kinerja yang buruk, umpan balik
memberikan informasi yang dibutuhkan siswa untuk memperbaiki diri (Arends,
2001:163).
10) Sumber
Pendukung
Sumber pendukung ditulis dengan
tujuan agar siswa yang ingin mendalami materi lebih lanjut bisa mencari bacaan tambahan
di perpustakaan sekolah ataupun melalui internet. Materi dalam sumber pendukung akan memperluas
wawasan siswa tentang usaha dan penelitian teknologi pengolahan pakan di
berbagai negara.
11) Glosarium
Golsarium berisi daftar penjelasan
istilah istilah teknis dalam materi penerapan teknologi dalam pengolahan pakan
yang sedang dipelajarai. Glosarium
memberikan informasi tentang istilah istilah yang belum dipahami pembaca. Untuk
memudahkan pencarian maka penyusunannya didasarkan abjad awal kata.
- Identitas Mata Pelajaran
Standar Kompetensi : Penerapan Teknologi dalam Pengolahan Pakan
Mata Pelajaran : Usaha teknologi produksi HMT dan IPT
Semester : 4 (empat)
Jenjang : Sekolah Menengah Kejuruan
Program Studi : Produksi
Peternakan
Sekolah : Sekolah Pertanian Pembangunan
Pelaihari
- Karakteristik Pembelajaran
Pembelajaran penerapan teknologi
dalam pengolahan pakan adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan
intelektual dan psikomotorik siswa . Pembelajaran bisa dikembangkan dengan ceramah dan diskusi untuk pengembangan kemampuan intelektual. Sedangkan
untuk kemampuan psikomotor dengan praktikum. Pembahasan tentang hasil praktikum
diperlukan guna perluasan wawasan siswa, jadi ketrampilan yang dikuasai tidak
hanya bersifat motorik semata.
Tujuan mata pelajaran ini bagi
siswa SPP Pelaihari adalah mengembangkan wawasan siswa terhadap pentingnya
pakan dalam usaha peternakan. Khusus
untuk semester 4 bertujuan untuk membuat siswa mampu menerapkan teknologi dalam
pengolahan pakan dan menghitung biayanya.
Materi penerapan teknologi dalam
pengolahan pakan terbagi atas enam topik utama sebagai berikut:
1. Pengolahan
Pakan Jadi
2. Pengolahan Jerami
3. Pembuatan
Silase
4. Pembuatan
Hay
5. Pembuatan
Urea Molases Blok
6. Biaya
Produksi Pengolahan Pakan
- Karakteristik Siswa
Memahami
karakteristik siswa merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran.
Banyak karakteristik yang dapat diidentifikasi dari siswa yang berpengaruh
terhadap proses pembelajaran seperti kemampuan awal, motivasi belajar dan gaya
belajar siswa.
Siswa
yang akan mempelajari kompetensi penerapan teknologi dalam pengolahan pakan
merupakan siswa yang sebelumnya telah belajar tentang identifikasi bahan pakan
ternak, menganalisa bahan pakan ternak, penanaman hijauan makanan ternak,
sistem penggembalaan ternak, menyusun formulasi dan mencampur bahan pakan.
Anak remaja telah memiliki
kemampuan untuk memperbaiki, menganalisa, membandingkan dan memutarbalikkan
hubungan yang abstrak ( Djiwandono, 2004: 98). Mereka juga sudah mampu untuk
memberikan alasan yang masuk akal tentang situasi dan kondisi yang tidak
dialami. Remaja dapat menerima pikiran
pikiran orang lain demi menjaga ketertiban diskusi. Oleh karena itu penggunaan
metode diskusi bisa efektif untuk anak SPP.
Siswa yang mengetahui kegunaan
pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari akan memiliki motivasi tinggi untuk
mencapai tujuan pembelajaran
( Pribadi, 2009: 21). Selain itu, motivasi intrinsik untuk belajar
sesuatu dipertinggi oleh penggunaan materi yang menarik dan juga dengan
berbagai cara penyampaian materi pembelajaran (Djiwandono, 2004:360).
- Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah pembelajaran penerapan teknologi
dalam pengolahan pakan maka diharapkan :
1. Siswa
mampu membuat pakan jadi
2. Siswa
mampu mengolah jerami
3. Siswa
mampu membuat silase
4. Siswa
mampu membuat hay
5. Siswa
mampu membuat urea molasses blok
6. Siswa
mampu menghitung biaya produksi pengolahan pakan
- Tujuan Pembelajaran Khusus
a. Tujuan Pembelajaran Umum 1
1) Siswa
mampu menjelaskan secara singkat alur
pemrosesan pakan jadi bentuk mash, pellet dan
crumble
2)
Secara berkelompok, siswa
mampu mendemonstrasikan penggilingan
bahan pakan bijian menggunakan hammer
mill
3) Secara berkelompok, siswa
mampu mendemonstrasikan penggunaan
mixer vertical untuk mencampur pakan
4) Diberikan berbagai macam bahan, secara berkelompok, siswa
mampu mendemonstrasikan pembuatan pellet salah satu
jenis pakan unggas
5) Secara individu, siswa
mampu memberi label pada kemasan pakan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku
6) Secara individu, siswa
mampu mendemonstrasikan penggunaan mesin
jahit karung
b. Tujuan Pembelajaran Umum 2
1) Siswa
mampu menerangkan
tujuan pembuatan amoniasi jerami
dengan kata kata sendiri
2) Siswa
mampu menjelaskan proses pembuatan amoniasi jerami dengan kata kata sendiri
3) Diberikan contoh produk, siswa
mampu membedakan kualitas jerami amoniasi
4) Siswa
mampu menjelaskan penggunaan jerami amoniasi
dengan kata kata sendiri
5) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu mendemonstrasikan pembuatan
amoniasi jerami padi cara basah
6) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu menjelaskan tujuan hidrolisis jerami
7) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu menjelaskan metode hidrolisis jerami
8) Secara berkelompok, siswa
mampu melakukan hidrolisis jerami padi dengan soda api
9) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu menjelaskan tujuan fermentasi jerami
10) Secara berkelompok, siswa
mampu mendemonstrasikan
proses fermentasi jerami
11) Secara berkelompok, siswa mampu menganalisa hasil akhir
proses fermentasi jerami
c.
Tujuan Pembelajaran
Umum 3
1) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu menjelaskan pengertian silase
2) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu menjelaskan tujuan pembuatan silase
3) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu menjelaskan proses ensilase
4) Tanpa melihat bahan ajar,siswa
mampu menjelaskan kualitas silase
5) Tanpa melihat bahan ajar, siswa
mampu menyebutkan penggunaan silase
6) Secara berkelompok, siswa
mampu mendemonstrasikan pembuatan
silase rumput
7) Secara berkelompok mampu menganalisa penyebab kegagalan
atau keberhasilan pada pembuatan silase rumput
d. Tujuan Pembelajaran Umum 4
1)
Tanpa melihat bahan
ajar, siswa mampu menjelaskan tujuan pembuatan
hay
2)
Tanpa melihat bahan
ajar,siswa mampu menjelaskan prinsip pembuatan
hay
3)
Tanpa melihat bahan
ajar, siswa mampu menjelaskan metode pembuatan
hay
4)
Tanpa melihat bahan
ajar, siswa mampu menyebutkan ciri ciri hay
berkualitas
5)
Secara berkelompok,
siswa mampu mendemonstrasikan
pembuatan hay rumput
6)
Secara berkelompok
mampu menganalisa kegagalan dan keberhasilan
pembuatan hay
e. Tujuan Pembelajaran Umum 5
1)
Tanpa melihat bahan
ajar, siswa mampu menjelaskan tujuan pembuatan
urea molasses blok
2)
Tanpa melihat bahan
ajar, siswa mampu menjelaskan formulasi urea
molasses blok
3)
Tanpa melihat bahan
ajar, siswa mampu menjelaskan penggunaan urea
molasses blok menggunakan kata kata sendiri
4)
Diberikan berbagai
macam bahan, siswa mampu mendemonstrasikan pembuatan urea
molasses blok cara hangat secara berkelompok
5)
Secara berkelompok
mampu menganalisa kegagalan dan keberhasilan
pembuatan urea molasses blok cara
hangat
f. Tujuan Pembelajaran Umum 6
1)
Menggunakan
kalkulator, siswa mampu mengaplikasikan rumus untuk menghitung
biaya tetap pengolahan pakan
2)
Menggunakan
kalkulator, siswa mampu mengaplikasikan penghitungan
biaya variabel pengolahan pakan
3)
Menggunakan
kalkulator, siswa mampu menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel
pengolahan pakan
- Alokasi Waktu Pembelajaran
Bahan ajar ini dirancang untuk
disajikan pada semester IV dengan jumlah pertemuan sebanyak 17 kali. Tiap pertemuan berlangsung selama 2 x 45
menit.
Karena karakteristik ketrampilan psikomotoriknya,
disamping waktu pembelajaran di kelas, akan diperlukan waktu tambahan untuk
praktik. Tambahan waktu bisa didiskusikan dengan siswa agar tercapai
kesepakatan.
Mengingat banyaknya praktikum dalam
materi ini, maka pembagian alokasi waktu untuk kegiatan pembelajaran dapat
diatur sebagai berikut:
Pertemuan
ke-
|
Materi
kegiatan Pembelajaran
|
1
|
Pembukaan Pembelajaran
1.
Identifikasi Karakteristik Siswa
2.
Penyampaian Garis Garis Besar
Pembelajaran: tujuan pembelajaran, pokok bahasan, kerangka isi, strategi
pembelajaran, tugas-tugas dan penilaian hasil belajar
|
2
|
Pemrosesan pakan di pabrik dan
secara manual
|
3,4,5
|
Praktikum pembuatan pakan jadi
sesuai ketersediaan peralatan di SPP Pelaihari
|
6
|
Pengolahan jerami (amoniasi,
hidrolisis dan fermentasi)
|
7,8,9
|
Praktikum pembuatan jerami
amoniasi , hidrolisis jerami dengan soda api dan fermentasi jerami
|
10,11
|
Pembuatan silase
Praktikum pembuatan silase
rumput dengan satu jenis starter
|
12,13
|
Diskusi pembuatan hay
Praktikum pembuatan hay rumput
|
14,15
|
Diskusi pembuatan Ures Molases
Blok
Praktikum pembuatan UMB dengan
cara panas
|
16, 17
|
1.Kategorisasi biaya produksi
2. Latihan menghitung biaya
produksi pakan meliputi perhitungan penyusutan, biaya tetap dan biaya tidak
tetap.
|
- Model Desain Pembelajaran
Model
desain pembelajaran yang digunakan untuk merancang bahan ajar penerapan
teknologi dalam pengolahan pakan ini adalah Model Dick & Carey. Model ini
adalah model desain pembelajaran yang awalnya disusun oleh Walter Dick dan Lou
Carey. Kemudian dikembangkan lebih
lanjut oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O. Carey menjadi 10 langkah
prosedural, yaitu: 1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran 2) Melakukan
analisis pembelajaran, 3) Menganalisis karakteristik siswa dan konteks
pembelajaran 4) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus 5) Mengembangkan
instrumen penilaian 6) Mengembangkan strategi pembelajaran, 7) Mengembangkan
dan memilih materi ajar, 8) Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif, 9)
Melakukan revisi terhadap program pembelajaran dan 10) Merancang dan
mengembangkan evaluasi sumatif.
Dalam
pengembangan bahan ajar ini, pengembang hanya membatasi sembilan langkah.
Evaluasi sumatif tidak melibatkan perancang program, tetapi melibatkan penilai
independen. Hal ini merupakan satu alasan untuk menyatakan bahwa evaluasi sumatif tidak tergolong ke dalam proses
desain sistem pembelajaran.
Pemilihan
model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini telah terbukti dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
- Strategi Pembelajaran
Bahan ajar ini
dirancang untuk dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran materi penerapan teknologi dalam pengolahan pakan. Strategi yang
digunakan adalah pembelajaran yang melibatkan secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Strategi pengajaran yang dengan aktif melibatkan siswa dalam
pelajaran berperan dalam ingatan jangka panjang ( Slavin, 2006: 228).
Metode ceramah bisa
digunakan untuk sebagian waktu tetapi diskusi kelompok dan diskusi kelas
sebaiknya lebih banyak digunakan. Untuk
ketrampilan psikomotorik dilakukan dengan praktik lapangan. Model pembelajaran yang telah banyak
digunakan untuk pembelajaran ketrampilan adalah training model.
Pembelajaran dilakukan
secara berkelompok terutama untuk praktikum.
Hal ini karena pertimbangan kondisi SPP Pelaihari dan didasari teori
psikologi pembelajaran social.
Berikut ini adalah
kajian teori tentang strategi pembelajaran yang dipilih.
A. Model
Pembelajaran Pelatihan (Training Model)
Strategi untuk
mengajarkan pengetahuan procedural yang
efektif adalah latihan yang diikuti
dengan umpan balik. Apabila
prosedur itu merupakan pengenalan pola , maka kesempatan untuk mengklasifikasi
contoh contoh baru dari pola hendaknya diberikan. Umpan balik tidak hanya memperlihatkan apakah
yang dilakukan itu betul , tetapi juga bila jawabannyatidak betul, harus
ditunjukkan mana dari jawaban yang tidak betul dan mana bagian yang betul. Bila prosedur merupakan urutan aksi, soal
soal hendaknya berupa aplikasi dari prosedur dan umpan balik hendaknya
menunjukkan secara tepat dalam hal apa aplikasi itu tidak betul atau cara tepat
bagaimana cepatnya suatu prosedur yang betul diterapkan (Dahar, 1988).
SPP sebagai salah satu sekolah
kejuruan bidang pertanian menitik beratkan kurikulumnya pada pembelajaran
ketrampilan. Apapun jenis kurikulum yang
pernah diterapkan di SPP, pembelajaran ketrampilan selalu ada di SPP.
Salah satu model pembelajaran yang
sesuai untuk mengajarkan ketrampilan adalah model pelatihan (Training Model). Training
model bukanlah model pembelajaran baru, yang bahkan mungkin sudah
diterapkan sebagian atau seluruhnya oleh para guru SPP.
Tidak banyak tulisan baru tentang
model pembelajaran ini. Mungkin karena
telah banyak model pembelajaran baru yang dianggap efektif untuk
diterapkan. Tetapi training model masih
menjadi model yang banyak digunakan, terutama oleh para pelatih dan guru olah
raga, instruktur pada kursus ketrampilan,widya iswara pada pelatihan teknis dan
lain lain.
Model Pengajaran Training menurut Joyce dan Weil (1980) memiliki lima
fase yaitu klarifikasi tujuan, penjelasan teori, demonstrasi unjuk kerja yang
benar, praktek simulasi dengan feed back dan transfer training.
Fase pertama klarifikasi, dimulai
dengan pernyataan tujuan, hal ini penting karena tujuan harus spesifik dan
jelas dipahami siswa. Fase kedua, penjelasan teori, setelah tujuan disampaikan
maka dibutuhkan penjelasan teoritis tentang mengapa tujuan itu diperlukan dan
unjuk kerja apa yang harus dicapai. Fase ketiga demonstrasi, pada fase ini ditunjukkan
gambaran , model tingkah laku , film, video atau demonstrasi secara langsung
unjuk kerja yang tepat. Fase keempat
praktek simulasi, siswa atau peserta training akan mengerjakan tugas dari tiap
tiap elemen prosedur dan diberikan feedback sebagai control ketepatan unjuk
kerja yang ditampilkan. Fase kelima,
transfer pada kondisi yang sesungguhnya.
Pada awalnya transfer diawali dengan control dari guru atau pelatih
tetapi kemudian siswa atau peserta akan mengoreksi tindaknnya sendiri dan
secara bertahap kecakapannya meningkat.
Siswa memiliki pilihan yang berbeda dalam pelatihan.
Ada yang menyukai dikontrol dan ada yang tidak.
Siswa yang tidak suka dikontrol akan sulit belajar apabila pelatih
terlalu mengontrolnya. Mereka memerlukan otonomi yang lebih besar untuk
menyelesaikan tugasnya dan akan memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri.
Tetapi siswa yang lain mungkin memerlukan umpan balik dari luar untuk bisa
belajar. Sistem sosial yang optimal untuk aplikasi training model memadukan
tujuan dan pola pelatihan yang cocok untuk bermacam macam tipe
pebelajar.
Pelatih, guru atau tutor yang menggunakan training
model memberikan umpan balik sesuai tingkat kemampuan peserta. Hal yang sangat
penting adalah bahwa umpan balik yang diberikan cukup akurat, lengkap dan
detail untuk peserta pelatihan memahami kemampuannya. Idealnya guru memberikan
cara bagi peserta untuk mengoreksi dirinya sendiri. Prinsip prinsip ini mengacu
pada teori bahwa manusia merupakan sistem yang mampu mengoreksi informasi bagi
dirinya sendiri, jika diberikan umpan balik tentang sifat dan akibat unjuk kerjanya, mereka akan
mengoreksi dirinya sendiri.
Guru atau sekolah
menyediakan peralatan dan bahan untuk siswa agar minimal dapat melakukan
praktikum pada saat jam belajar.
Aspek dari model ini
kebanyakan berdasarkan intuisi- saat kita bekerja dengan peserta pelatihan,
kita melakukan demonstrasi dan kemudian memberi petunjuk saat mereka berlatih.
Untuk tingkah laku (ketrampilan) yang sederhana, yang diperlukan hanya
demonstrasi dan pemberian petunjuk saat latihan. Tantangan untuk pendidik ketrampilan yang
lebih kompleks tergantung pada konseptualisasi yang masuk akal dan definisi
tugas, pengurutan yang teliti dan demonstrasi yang diikuti dengan pemberian
petunjuk saat latihan, pertama dibawah kondisi simulasi untuk memastikan
tercapainya kemampuan komponen komponen kecakapan dan integrasi kecakapan
kecakapan itu menjadi satu kesatuan yang coherent.
B. Pembelajaran
Kelompok
Pembelajaran
kelompok diperlukan dalam diskusi maupun dalam praktikum. Pembelajaran kelompok didukung oleh teori
teori Vygotsky, dimana interaksi sesama teman memajukan pemikiran siswa. Jadi guru dan teman sebaya dapat memberi
kontribusi bagi proses pembelajaran.Vygotsky menekankan bahwa guru harus
menciptakan banyak kesempatan bagi murid untuk belajar dengan guru dan teman
sebaya dalam mengkonstruksi pengetahuan bersama (Santrock, 2004:390)
Hasil
penelitian menunjukkan pembelajaran kelompok efektif jika disediakan
penghargaan bagi kelompok dan setiap individu dimintai pertanggungjawaban.
Metode evaluasi untuk mengukur kontribusi individu diberikan dengan pemberian
tes individual (Santrock, 2004:398). Hal
ini untuk menghindari ketidakseimbangan kontribusi dalam kelompok.
Pembentukan
kelompok sebaiknya adalah kelompok heterogen, terutama secara akademis. Dalam
kelompok heterogen, siswa dapat berelaborasi dengan berbagai pendapat yang
beranekaragam sehingga siswa dapat menerima perbedaan yang ada. Selain itu,
kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang
yang berkemampuan akademis tinggi guru mendapatkan suatu asisten untuk setiap
tiga orang.
Bagaimana
membuat kelompok heterogen? Langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah
mengurutkan kemampuan akademis siswa dari siswa yang mempunyai nilai akademis
tinggi ke siswa yang berkemampuan rendah. Langkah kedua adalah membuat kelompok
pertama yang terdiri dari satu orang siswa yang mempunyai kemampuan akademis
tinggi, dua orang berkemampuan sedang dan satu orang berkemampuan rendah dan
begitu seterusnya.
- Evaluasi dan Penilaian
Sesuai dengan kurikulum
SPP Pelaihari, penilaian diberikan untuk kemampuan intelektual dan kemampuan
psikomotorik. Komposisi penilaian adalah 20% untuk tugas, 30% untuk ujian
tengah semester dan 50% untuk ujian semester.
Untuk kemampuan
intelektual soal diberikan dalam bentuk pilihan ganda maupun esai. Sedangkan
hasil pembelajaran procedural sulit untuk diukur dengan tes tertulis. Metode penilaian yang popular digunakan adalah
checklist, skala dan rubrik ( Cruickshank et all,
2006: 302).
Contoh instrumen
penilaian untuk ketrampilan psikomotorik.
No
|
Ketrampilan
|
Skor
|
|||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Menimbang jerami
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menimbang urea
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Membuat larutan urea
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Menyemprotkan larutan urea
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Memasukkan dan memadatkan jerami
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Mengikat kantong plastik
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Hasil jerami amoniasi
|
|
|
|
|
|
|
Skala penilaian untuk ketrampilan psikomotorik di
SPP Pelaihari adalah 10 dimana nilai kehadiran 4 dan nilai pekerjaan 6.
Kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran
usaha teknologi produksi HMT dan IPT adalah 70%. Siswa dinyatakan telah berhasil apabila telah
mengikuti proses dan memenuhi tugas tugas individu maupun kelompok serta wajib
mengikuti ujian tengah semester dan ujian semester. Apabila belum memenuhi salah satu proses
tersebut maka siswa dinyatakan belum berhasil dan kepadanya diberikan
kesempatan untuk melengkapi atau mengikuti ujian ulang atau remedial. Namun apabila hingga batas akhir belum dapat
memenuhi kewajibannya siswa dinyatakan tidak berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. 2001. Learning to Teach. Edisi ketujuh
.Terjemahan. Pustaka Pelajar.
Cruickshank, D.R. et al. 2006. The Act of Teaching. Fourth Edition. Mc
Graw Hill
Dahar, R.W. 1988. Teori
Teori Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Dick,
W., Carey, L., dan Carey, J.O. 2001. The
Systematic Design of Instruction. Fifth Edition. Longman. New York..
Djiwandono,
S.E.W. 2004. Psikologi Pendidikan. Grasindo. Jakarta
Gagne,
R.M. 1977. The Conditions of Learning.
Third Edition. Rinehart and Winston. New York
Hartley,
J. 1985. Designing Instructional Text. Second Edition. Nichols Publishing
Company. New York.
Hartley,
J. 2004. Designing
Instructional and Informational Text.
(Edited by Jonassen, D.H. ) Prentice Hall International. New York. http://www.aect.org/edtech/34.pdf
diunduh 22 Januari 2012
Joyce, B. and Weil, M., 1980. Models of Teaching. Second Edition.
Prentice/ Hall International Inc.
Santrock, J.W. 2004. Psikologi
Pendidikan. Terjemahan. Prenada
Media Group. Jakarta.
Slavin,
R.E. 2006. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi kedelapan. Terjemahan
oleh Samosir, M. Indeks. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar