Selasa, 07 Februari 2012

MAKALAH KURIKULUM : MATA KULIAH LANDASAN PEMBELJARAN


I.                   KURIKULUM: APA YANG DIHARAPKAN DI SEKOLAH AMERIKA?
Pada awalnya kurikulum didefinisikan dengan sederhana. Di The American Heritage Dictionary (1982) kurikulum didefinisikan sebagai (1) kumpulan mata pelajaran yang diajarkan disekolah, akademi, dst.(2) Pelajaran umum dan khusus (kejuruan) yang dipelajari disekolah, akademi. Roger’s Thesaurus (1963) daftar yang berisi silabus, materi dan  pembelajaran sebagai sinonim dari kurikulum.
Definisi seperti itu tidak benar benar menjelaskan bagaimana fungsi kurikulum dan apa yang apa yang memegang peran dalam pembetukan kurikulum dalam pendidikan di Amerika.
A.     Jenis Jenis Kurikulum
1.      Kurikulum formal dan informal
Pada saat belajar disekolah siswa menerima kurikulum formal dan informal.  Kurikulum formal sangat sering dipikirkan dibanding kurikulum informal. Tetapi kurikulum informal juga penting untuk diketahui.  Salah satu contoh kurikulum formal adalah apa yang kita temukan dalam buku teks.  Sedangkan contoh kurikulum informal adalah apa yang diajarkan pada siswa tentang sopan santun. Misalnya pada siswa perempuan sering diberitahu untuk bersikap sebagai ‘lady’, atau pada siswa laki laki diajari untuk jangan cengeng dan menangis.
2.      Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
Philip Jackson dalam bukunya Life in Classroom (1968) mengembangkan konsep kurikulum tersembunyi, yang dia definisikan sebagai kultur dan nilai yang lebih menonjol yang dianut oleh civitas akademik (siswa dan juga guru) disuatu sekolah.    Mc Laren (1998) menyebutnya sebagai hasil yang ‘tidak diinginkan’ dari proses persekolahan yang diluar materi pembelajaran.
Kurikulum tersembunyi mencerminkan ideology yang dominan didalam suatu sekolah.  Seorang pakan teori, Elliot Eisner (1985) menjelaskan bahwa sekolah mengajari lebih dari yang ditawarkan.
3.      Kurikulum Nol
Konsepnya sangat berhubungan dengan kurikulum tersembunyi. Kurikulum nol mengacu pada pelajaran yang diajarkan dengan tanpa sengaja. Eisner (1985) mengkategorikan kurikulum nol menjadi dua bagian. Yang pertama proses kognitif dan materi pelajaran yang lebih ditekankan untuk diajarkan, baik yang ada dalam kurikulum formal maupun yang tidak. Contoh, untuk mengajar anak anak TK menghafal abjad, apakah cara yang digunakan adalah menyuruh mereka menghafal didepan kelas atau atau guru mengulang-ulang didepan kelas, dll.
4.      Jarak fisik sebagai kurikulum
Beberapa pendidik berpendapat bahwa apa yang terjadi disekolah adalah kurikulum (Winch & Gingell, 1999). Jadi desain fisik sekolah bisa juga disebut sebagai kurikulum. Bukan suatu kebetulan bahwa sekolah abad 19 didesain seperti candi dan gereja, karena maknanya adalah candi atau katedral pengetahuan  
B.     Kurikulum Merepresentasikan  Nilai Nilai Budaya
Tahun 1860 Herbert Spencer menulis Essay tentang Pengetahuan apa yang paling bernilai/bermanfaat? Pertanyaan ini  berangkai dengan pengetahuan apa yang kita capai sebagai budaya dan yang mempengaruhi ‘Apa yang seharusnya diajarkan disekolah?’ Menentukan apa yang diajarkan disekolah akhirnya adalah proses politis.  Budaya yang dianut pada suatu waktu akan mempengaruhi apa yang diajarkan di sekolah.

1.      Buku Teks
Buku teks yang digunakan pada berbagai periode sejarah berbeda beda sesuai dengan budaya yang paling berpengaruh pada saat buku itu diterbitkan.
Ø The New England Primer
Dipublikasikan pertama kali pada akhir abad 17 dengan materi yang banyak didominasi oleh masalah agama dan kematian
Ø The McGuffey Readers
Buku ini dipublikasikan pada pertengahan abad 19.  Isinya lebih menekankan pada ide kerja keras dan kesuksesan pribadi.  Juga menggambarkan dan mendukung nilai nilai demokratis.
Ø The Dick and Jane Readers
Diterbitkan pada abad 20 mempunyai visi khusus bagaimana menjadi orang Amerika dan menceritakan tentang keluarga Amerika.  Awalnya tidak bercerita tentang orang kulit hitam, baru kemudian karena terjadi perubahan social dan politik di Amerika, dikisahkan datang keluarga yang berkulit hitam menjadi tetangga keluarga  itu.
2.      Pandangan tentang Kemampuan Berbudaya
Selama 15 hingga 20 tahun terakhir banyak perdebatan tentang apa yang seharusnya diajarkan disekolah.  Debat besar terjadi saat E.D. Hirsch Jr. mempublikasikan buku berjudul ‘Cultural Literacy’. Dia berargumen bahwa seharusnya sekolah mengajarkan kurikulum utama yang didasarkan pada budaya barat.  Bahkan dia juga memberikan 5000 hal penting untuk dipahami orang Amerika. Meski sebagian besar kata katanya masuk akal, tapi pendapatnya dipengaruhi latar belakang budayanya.
3.      Mitos tentang kurikulum yang bebas dari nilai nilai (value free curriculum)
Banyak yang percaya bahwa menyusun kurikulum yang benar benar obyektif  dan bebas dari nilai nilai adalah hal yang mungkin untuk dilakukan.  Meskipun setiap kurikulum spesifik secara budaya dan merepresentasikan ‘bagaimana sudut pandang penyusunnya terhadap dunia’. Misalnya pada saat membahas sejarah tentu wajar kalau tidak seobyektif matematik. Karena dalam sejarah harus memilih tema social dan politik sedang matematika mengajarkan rumus rumus dan perhitungan. Tetapi kalau dipikir ulang,  symbol symbol matematik yang digunakan di Amerika berasal dari Arab kuno.  Orang Mayan dan Romawi  memiliki symbol sendiri yang berbeda.
Jadi semua kurikulum pasti membawa nilai nilai orang orang yang menyusunnya.  Jika tidak ada kurikulum yang netral, bisakah kita buat obyektif?  Bisa. Guru didalam kelas yang bertugas untuk itu. Misalnya meskipun guru adalah orang yang tidak setuju dengan aborsi, tetapi pada saat diskusi dikelas guru tidak menggunakan pendapat pribadinya.
C.     Akar Sejarah Kurikulum Amerika
Kurikulum Amerika selalu dibentuk oleh politik, kebutuhan pendidikan anak dan nilai nilai yang dianut oleh masyarakat.  Pengaruh ini bukan hanya pada isi buku teks tetapi juga pada model pengajarannya.
1.      Kekuatan kekuatan filosofis yang mengarahkan kurikulum
Sejumlah kekuatan filosofis yang membentuk kurikulum di Amerika selama ratusan tahun terakhir. Ada yang bersifat social dan ada yang psikologis.
Ø  Kekuatan social budaya
Tokohnya adalah John Dewey dan John Franklin Bobbit.  Model pendidikan dan kurikulum Dewey menekankan pada bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan siswa.  Sedangkan Bobbit menekankan bagaimana memperlakukan dan membelajarkan ketrampilan yang diperlukan dalam masyarakat.
Pendapat kedua tokoh itu sangat mempengaruhi pendidikan di Amerika, tetapi pendapat Dewey lebih dominan.
Ø  Kekuatan psikologis
Selain oleh kekuatan social dan budaya, kurikulum di Amerika juga dipengaruhi oleh gerakan gerakan psikoligis.  Mungkin dua hal yang paling penting adalah behaviorisme dan konstruktivisme.  Pandangan behaviorisme diterapkan disekolah dengan memberikan penghargaan, penguatan negative dan hukuman untuk membentuk tingkah laku dan mendorong motivasi siswa dikelas.  Sedangkan pandangan konstruktivis berpendapat lebih mendorong siswa untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
2.      Kurikulum Amerika dalam Pandangan Ahli Sejarah
Menurut Kliebard, kurikulum di Amerika dibentuk oleh kekuatan seperti ekonomi, perang dan pertahanan negara serta  hak hak sipil (penduduk). Misalnya pada tahun 1930an, karena hanya sedikit lowongan kerja untuk orang muda sehinggan lebih banyak siswa yang memilih sekolah negeri. Akibatnya kurikulum sekolah menengah menjadi kurang elit dan lebih banyak praktek. Menjelang perang dunia II, orang menjadi lebih lama disekolah. Wajib belajar diberlakukan hingga umur 16 tahun.
1.      Life Adjusment Education
Sesudah perang dunia II, gerakan nasional berkembang kearah apa yang disebut Life Adjusment Education.  Maksud dari Life Adjusment Education adalah menyiapkan 60% siswa sekolah menengah untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna, bukan untuk mendapatkan ketrampilan kejuruan atau menyiapkan diri melanjutkan pendidikan.  Kurikulum yang digunakan ditekankan pada kewarganegaraan, kehidupan keluarga, kebersihan dan kesehatan dan waktu luang.
Berbagai kritik mengatakan bahwa terjadi penurunan standar. Perdebatan berakhir ketika sekolah negeri kemudian ditekankan untuk mengembangkan kemampuan akademik dan ketrampilan hidup seseorang.
2.      The national defense Education Act
Setelah perang berakhir, perdebatan tentang kurikulum dipicu saat tanggal 4 oktober 1957 Uni Soviet meluncurkan Sputnik I.  Banyak orang dan pendidik kawatir kalau negaranya akan kalah dari Uni Soviet dalam teknologi dan sains. Hasilnya, pemerintah mengeluarkan lebih dari 1 miliar dolar untuk beasiswa, memperbaiki kualitas sekolah, menyediakan pelatihan pelatihan kejuruan dan membangun kelas kelas baru.
Tahun 1960an , masalah Sputnik digantikan oleh masalah kesetaraan golongan Afrika amerika, golongan minoritas dan perempuan.  Kemudian kurikulum berubah.
Tahun 1970an berkembang consensus bahwa sekolah seharusnya memegang peran dalam reformasi dan perkembangan masyarakat Amerika. Hasilnya sekolah kadang lebih menekankan pada kurikulum inovatif dan kadang kembali ke ‘basic’.   
3.      A Nation at risk
Pada tahun 1983 muncul argument bahwa kualitas sekolah negeri di Amerika yang’sedang’ ( mediocore) menurunkan kemampuan kompetisi ekonomi Amerika dan menempatkan negara dalam bahaya.
4.      The standard movement and the curriculum
Debat tentang apa yang seharusnya kurikulum sekolah negeri di Amerika terus berlangsung hingga sekarang. Dan sekarang sekolah memfokuskan kurikulum untuk perkembangan ketrampilan yang nyata.
Sebagai penerapan undang undang ‘No Children Left Behind’, banyak sekolah sekolah di berbagai negara bagian membuat evaluasi dan ujian.  Banyak pendidik berpendapat bahwa tes seperti itu bersifat ‘artifisial’ dan tidak adil untuk golongan moniritas dan anak dengan latar belakang ekonomi rendah.
D.     Peran Guru dalam Kurikulum
Guru memegang peran yang sangat penting dalam menyampaikan kurikulum yang digunakan disekolah.  Apapun yang diajarkan, filternya adalah persepsi dan cara mengajar guru, baik kurikulum formal maupun informal.
Guru hanya memiliki sedikit control terhadap ‘hidden curiculum’ yang ada disekolah.  Tetapi guru bisa mempengaruhi kurikulum formal disekolah.  Menurut McCutcheon, guru memiliki kekuatan besar dalam membentuk dan mengontrol penyampaian kurikulum formal.
 Federasi guru guru Amerika menulis tentang sepuluh criteria standar bagi sekolah untuk berhasil, yaitu:
1.      Standar harus focus pada kegiatan akademik
2.      Standar harus didasarkan pada inti kedisiplinan
3.      Standar harus cukup spesifik untuk memastikan pengembangan kurikulum inti
4.      Standar harus diatur sesuai waktu yang ada
5.      Standar harus tepat dan berkelas dunia
6.      Standar harus termasuk’standar kinerja’
7.      Standar harus menetapkan berbagai level kinerja bagi siswa untuk bersaing
8.      Standar harus merupkan kombinasi dari pengetahuan dan ketrampilan, tidak menitik beratkan salah satunya
9.      Standar tidak mendikte bagaimana materi seharusnya diajarkan
10.  Standar harus ditulis dengan jelas agar bisa dipahami semua stakeholder
Menerapkan standar diatas adalah hal yang sering harus dilakukan oleh guru.  Yang terbaik, standar digunakan untuk memastikan siswa belajar.
E.     Peran Buku Teks dalam Kurikulum
Amerika tidak punya kurikulum nasional maka guru menggunakan kurikulum yang sudah biasa dipakai dan menjadi tradisi.  Misalnya pada anak kelas 1 SD, guru akan mengajarkan penambahan dan pengurangan sebelum mengajarkan perkalian dan pembagian. Selanjutnya proses persekolahan menjadi lebih khusus dan ‘bersifat Amerika’.Buku buku teks membuat keseragaman dalam kurikulum di Amerika.
Kira kira separuh negara bagian di Amerika adalah negara yang mengadosi buku teks. Artinya buku yang beredar harus direview dan disetujui atau diadopsi oleh komite departemen pendidikan.  Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas, menekan harga, dan memastikan isinya sesuai kurikulum yang ada.
Isi buku teks berpotensi untuk bertentangan dengan nilai yang dianut oleh masyarakat setempat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa diskusi tentang HIV, AIDS, persoalan seks, aborsi dan penggunaan kondom sebaiknya dilakukan dipembelajaran kesehatan, sementara sebagian yang lain tidak setuju.  Karena itu guru harus hati hati memilihnya.
Kadang buku teks ditentukan oleh hasil rapat komite dan  guru hanya punya peluang kecil atau bahkan tidak punya peluang memilih.  Jika guru punya kesempatan untuk memilih atau menjadi anggota komite, ingatlah beberapa pertanyaan dibawah ini:
1.                       Apakah buku yang dipilih cocok dengan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan?
2.                       Apakah buku yang dipilih (kita tertarik) memberikan berbagai cara menyampaikan informasi pada siswa?
3.                       Apakah buku teks itu peka terhadap isu isu ras, gender, agama, dan etnik?
4.                       Apakah buku teks tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan siswa yang akan kita ajar?
5.                       Apakah buku teks tersebut mengurutkan/ mengorganisasikan materi dengan logis?
6.                       Apakah buku teks tersebut tidak terlalu sulit?
7.                       Adakah tambahan yang bisa digunakan bersama buku teks, misalnya dukungan dari multimedia atau petunjuk guru
8.                       Apakah materi yang ada pada buku teks berpotensi menarik bagi siswa?
Kesimpulan
Memahami pembentukan kurikulum membuat guru tahu bahwa tidak ada kurikulum yang benar benar netral dan obyektif.  Kurikulum yang ada disekolah adalah bagian yang dibentuk oleh berbagai factor social yang komplek.  Memahami bagaimana kurikulum untuk menentukan apa yang akan terjadi disekolah adalah hal yang diperlukan oleh guru.
Dari Touch the future: teach.  Carlos F Diaz, et al. 2006  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar