I.
KURIKULUM:
APA YANG DIHARAPKAN DI SEKOLAH AMERIKA?
Pada
awalnya kurikulum didefinisikan dengan sederhana. Di The American Heritage Dictionary (1982) kurikulum didefinisikan
sebagai (1) kumpulan mata pelajaran yang diajarkan disekolah, akademi, dst.(2)
Pelajaran umum dan khusus (kejuruan) yang dipelajari disekolah, akademi.
Roger’s Thesaurus (1963) daftar yang berisi silabus, materi dan pembelajaran sebagai sinonim dari kurikulum.
Definisi
seperti itu tidak benar benar menjelaskan bagaimana fungsi kurikulum dan apa
yang apa yang memegang peran dalam pembetukan kurikulum dalam pendidikan di
Amerika.
A.
Jenis
Jenis Kurikulum
1. Kurikulum
formal dan informal
Pada
saat belajar disekolah siswa menerima kurikulum formal dan informal. Kurikulum formal sangat sering dipikirkan
dibanding kurikulum informal. Tetapi kurikulum informal juga penting untuk
diketahui. Salah satu contoh kurikulum
formal adalah apa yang kita temukan dalam buku teks. Sedangkan contoh kurikulum informal adalah
apa yang diajarkan pada siswa tentang sopan santun. Misalnya pada siswa
perempuan sering diberitahu untuk bersikap sebagai ‘lady’, atau pada siswa laki
laki diajari untuk jangan cengeng dan menangis.
2. Kurikulum
tersembunyi (hidden curriculum)
Philip Jackson dalam bukunya Life in Classroom (1968) mengembangkan konsep kurikulum
tersembunyi, yang dia definisikan sebagai kultur dan nilai yang lebih menonjol
yang dianut oleh civitas akademik (siswa dan juga guru) disuatu sekolah. Mc Laren (1998) menyebutnya sebagai hasil
yang ‘tidak diinginkan’ dari proses persekolahan yang diluar materi
pembelajaran.
Kurikulum tersembunyi mencerminkan ideology yang
dominan didalam suatu sekolah. Seorang
pakan teori, Elliot Eisner (1985) menjelaskan bahwa sekolah mengajari lebih
dari yang ditawarkan.
3. Kurikulum
Nol
Konsepnya
sangat berhubungan dengan kurikulum tersembunyi. Kurikulum nol mengacu pada
pelajaran yang diajarkan dengan tanpa sengaja. Eisner (1985) mengkategorikan
kurikulum nol menjadi dua bagian. Yang pertama proses kognitif dan materi
pelajaran yang lebih ditekankan untuk diajarkan, baik yang ada dalam kurikulum
formal maupun yang tidak. Contoh, untuk mengajar anak anak TK menghafal abjad,
apakah cara yang digunakan adalah menyuruh mereka menghafal didepan kelas atau
atau guru mengulang-ulang didepan kelas, dll.
4. Jarak
fisik sebagai kurikulum
Beberapa
pendidik berpendapat bahwa apa yang terjadi disekolah adalah kurikulum (Winch
& Gingell, 1999). Jadi desain fisik sekolah bisa juga disebut sebagai
kurikulum. Bukan suatu kebetulan bahwa sekolah abad 19 didesain seperti candi
dan gereja, karena maknanya adalah candi atau katedral pengetahuan
B.
Kurikulum
Merepresentasikan Nilai Nilai Budaya
Tahun
1860 Herbert Spencer menulis Essay tentang Pengetahuan apa yang paling
bernilai/bermanfaat? Pertanyaan ini
berangkai dengan pengetahuan apa yang kita capai sebagai budaya dan yang
mempengaruhi ‘Apa yang seharusnya diajarkan disekolah?’ Menentukan apa yang
diajarkan disekolah akhirnya adalah proses politis. Budaya yang dianut pada suatu waktu akan
mempengaruhi apa yang diajarkan di sekolah.
1.
Buku
Teks
Buku
teks yang digunakan pada berbagai periode sejarah berbeda beda sesuai dengan
budaya yang paling berpengaruh pada saat buku itu diterbitkan.
Ø The
New England Primer
Dipublikasikan
pertama kali pada akhir abad 17 dengan materi yang banyak didominasi oleh
masalah agama dan kematian
Ø The
McGuffey Readers
Buku
ini dipublikasikan pada pertengahan abad 19.
Isinya lebih menekankan pada ide kerja keras dan kesuksesan
pribadi. Juga menggambarkan dan
mendukung nilai nilai demokratis.
Ø The
Dick and Jane Readers
Diterbitkan
pada abad 20 mempunyai visi khusus bagaimana menjadi orang Amerika dan
menceritakan tentang keluarga Amerika.
Awalnya tidak bercerita tentang orang kulit hitam, baru kemudian karena
terjadi perubahan social dan politik di Amerika, dikisahkan datang keluarga
yang berkulit hitam menjadi tetangga keluarga
itu.
2.
Pandangan
tentang Kemampuan Berbudaya
Selama
15 hingga 20 tahun terakhir banyak perdebatan tentang apa yang seharusnya
diajarkan disekolah. Debat besar terjadi
saat E.D. Hirsch Jr. mempublikasikan buku berjudul ‘Cultural Literacy’. Dia
berargumen bahwa seharusnya sekolah mengajarkan kurikulum utama yang didasarkan
pada budaya barat. Bahkan dia juga
memberikan 5000 hal penting untuk dipahami orang Amerika. Meski sebagian besar
kata katanya masuk akal, tapi pendapatnya dipengaruhi latar belakang budayanya.
3.
Mitos
tentang kurikulum yang bebas dari nilai nilai (value free curriculum)
Banyak
yang percaya bahwa menyusun kurikulum yang benar benar obyektif dan bebas dari nilai nilai adalah hal yang
mungkin untuk dilakukan. Meskipun setiap
kurikulum spesifik secara budaya dan merepresentasikan ‘bagaimana sudut pandang
penyusunnya terhadap dunia’. Misalnya pada saat membahas sejarah tentu wajar
kalau tidak seobyektif matematik. Karena dalam sejarah harus memilih tema
social dan politik sedang matematika mengajarkan rumus rumus dan perhitungan. Tetapi
kalau dipikir ulang, symbol symbol
matematik yang digunakan di Amerika berasal dari Arab kuno. Orang Mayan dan Romawi memiliki symbol sendiri yang berbeda.
Jadi
semua kurikulum pasti membawa nilai nilai orang orang yang menyusunnya. Jika tidak ada kurikulum yang netral, bisakah
kita buat obyektif? Bisa. Guru didalam
kelas yang bertugas untuk itu. Misalnya meskipun guru adalah orang yang tidak
setuju dengan aborsi, tetapi pada saat diskusi dikelas guru tidak menggunakan
pendapat pribadinya.
C.
Akar
Sejarah Kurikulum Amerika
Kurikulum
Amerika selalu dibentuk oleh politik, kebutuhan pendidikan anak dan nilai nilai
yang dianut oleh masyarakat. Pengaruh
ini bukan hanya pada isi buku teks tetapi juga pada model pengajarannya.
1.
Kekuatan
kekuatan filosofis yang mengarahkan kurikulum
Sejumlah
kekuatan filosofis yang membentuk kurikulum di Amerika selama ratusan tahun
terakhir. Ada yang bersifat social dan ada yang psikologis.
Ø
Kekuatan social budaya
Tokohnya
adalah John Dewey dan John Franklin Bobbit.
Model pendidikan dan kurikulum Dewey menekankan pada bagaimana memenuhi
kebutuhan dan keinginan siswa. Sedangkan
Bobbit menekankan bagaimana memperlakukan dan membelajarkan ketrampilan yang
diperlukan dalam masyarakat.
Pendapat
kedua tokoh itu sangat mempengaruhi pendidikan di Amerika, tetapi pendapat
Dewey lebih dominan.
Ø
Kekuatan psikologis
Selain oleh kekuatan
social dan budaya, kurikulum di Amerika juga dipengaruhi oleh gerakan gerakan
psikoligis. Mungkin dua hal yang paling
penting adalah behaviorisme dan konstruktivisme. Pandangan behaviorisme diterapkan disekolah
dengan memberikan penghargaan, penguatan negative dan hukuman untuk membentuk
tingkah laku dan mendorong motivasi siswa dikelas. Sedangkan pandangan konstruktivis berpendapat
lebih mendorong siswa untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
2.
Kurikulum
Amerika dalam Pandangan Ahli Sejarah
Menurut Kliebard,
kurikulum di Amerika dibentuk oleh kekuatan seperti ekonomi, perang dan
pertahanan negara serta hak hak sipil
(penduduk). Misalnya pada tahun 1930an, karena hanya sedikit lowongan kerja
untuk orang muda sehinggan lebih banyak siswa yang memilih sekolah negeri.
Akibatnya kurikulum sekolah menengah menjadi kurang elit dan lebih banyak
praktek. Menjelang perang dunia II, orang menjadi lebih lama disekolah. Wajib
belajar diberlakukan hingga umur 16 tahun.
1. Life
Adjusment Education
Sesudah perang dunia
II, gerakan nasional berkembang kearah apa yang disebut Life Adjusment
Education. Maksud dari Life Adjusment
Education adalah menyiapkan 60% siswa sekolah menengah untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna, bukan untuk mendapatkan ketrampilan kejuruan atau
menyiapkan diri melanjutkan pendidikan.
Kurikulum yang digunakan ditekankan pada kewarganegaraan, kehidupan
keluarga, kebersihan dan kesehatan dan waktu luang.
Berbagai kritik
mengatakan bahwa terjadi penurunan standar. Perdebatan berakhir ketika sekolah
negeri kemudian ditekankan untuk mengembangkan kemampuan akademik dan
ketrampilan hidup seseorang.
2. The
national defense Education Act
Setelah perang berakhir, perdebatan
tentang kurikulum dipicu saat tanggal 4 oktober 1957 Uni Soviet meluncurkan
Sputnik I. Banyak orang dan pendidik
kawatir kalau negaranya akan kalah dari Uni Soviet dalam teknologi dan sains.
Hasilnya, pemerintah mengeluarkan lebih dari 1 miliar dolar untuk beasiswa,
memperbaiki kualitas sekolah, menyediakan pelatihan pelatihan kejuruan dan
membangun kelas kelas baru.
Tahun 1960an , masalah Sputnik
digantikan oleh masalah kesetaraan golongan Afrika amerika, golongan minoritas
dan perempuan. Kemudian kurikulum
berubah.
Tahun 1970an berkembang consensus bahwa sekolah
seharusnya memegang peran dalam reformasi dan perkembangan masyarakat Amerika. Hasilnya
sekolah kadang lebih menekankan pada kurikulum inovatif dan kadang kembali ke
‘basic’.
3. A
Nation at risk
Pada tahun 1983 muncul argument bahwa
kualitas sekolah negeri di Amerika yang’sedang’ ( mediocore) menurunkan
kemampuan kompetisi ekonomi Amerika dan menempatkan negara dalam bahaya.
4. The
standard movement and the curriculum
Debat tentang apa yang seharusnya
kurikulum sekolah negeri di Amerika terus berlangsung hingga sekarang. Dan
sekarang sekolah memfokuskan kurikulum untuk perkembangan ketrampilan yang
nyata.
Sebagai penerapan undang undang ‘No
Children Left Behind’, banyak sekolah sekolah di berbagai negara bagian membuat
evaluasi dan ujian. Banyak pendidik
berpendapat bahwa tes seperti itu bersifat ‘artifisial’ dan tidak adil untuk
golongan moniritas dan anak dengan latar belakang ekonomi rendah.
D.
Peran
Guru dalam Kurikulum
Guru memegang peran
yang sangat penting dalam menyampaikan kurikulum yang digunakan disekolah. Apapun yang diajarkan, filternya adalah
persepsi dan cara mengajar guru, baik kurikulum formal maupun informal.
Guru hanya memiliki
sedikit control terhadap ‘hidden curiculum’ yang ada disekolah. Tetapi guru bisa mempengaruhi kurikulum formal
disekolah. Menurut McCutcheon, guru
memiliki kekuatan besar dalam membentuk dan mengontrol penyampaian kurikulum
formal.
Federasi guru guru Amerika menulis tentang
sepuluh criteria standar bagi sekolah untuk berhasil, yaitu:
1. Standar
harus focus pada kegiatan akademik
2. Standar
harus didasarkan pada inti kedisiplinan
3. Standar
harus cukup spesifik untuk memastikan pengembangan kurikulum inti
4. Standar
harus diatur sesuai waktu yang ada
5. Standar
harus tepat dan berkelas dunia
6. Standar
harus termasuk’standar kinerja’
7. Standar
harus menetapkan berbagai level kinerja bagi siswa untuk bersaing
8. Standar
harus merupkan kombinasi dari pengetahuan dan ketrampilan, tidak menitik
beratkan salah satunya
9. Standar
tidak mendikte bagaimana materi seharusnya diajarkan
10. Standar
harus ditulis dengan jelas agar bisa dipahami semua stakeholder
Menerapkan
standar diatas adalah hal yang sering harus dilakukan oleh guru. Yang terbaik, standar digunakan untuk
memastikan siswa belajar.
E.
Peran
Buku Teks dalam Kurikulum
Amerika
tidak punya kurikulum nasional maka guru menggunakan kurikulum yang sudah biasa
dipakai dan menjadi tradisi. Misalnya
pada anak kelas 1 SD, guru akan mengajarkan penambahan dan pengurangan sebelum
mengajarkan perkalian dan pembagian. Selanjutnya proses persekolahan menjadi
lebih khusus dan ‘bersifat Amerika’.Buku buku teks membuat keseragaman dalam
kurikulum di Amerika.
Kira
kira separuh negara bagian di Amerika adalah negara yang mengadosi buku teks.
Artinya buku yang beredar harus direview dan disetujui atau diadopsi oleh
komite departemen pendidikan. Hal ini
dilakukan untuk menjamin kualitas, menekan harga, dan memastikan isinya sesuai
kurikulum yang ada.
Isi
buku teks berpotensi untuk bertentangan dengan nilai yang dianut oleh
masyarakat setempat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa diskusi tentang HIV,
AIDS, persoalan seks, aborsi dan penggunaan kondom sebaiknya dilakukan
dipembelajaran kesehatan, sementara sebagian yang lain tidak setuju. Karena itu guru harus hati hati memilihnya.
Kadang
buku teks ditentukan oleh hasil rapat komite dan guru hanya punya peluang kecil atau bahkan
tidak punya peluang memilih. Jika guru
punya kesempatan untuk memilih atau menjadi anggota komite, ingatlah beberapa
pertanyaan dibawah ini:
1.
Apakah buku yang dipilih cocok dengan
tujuan pembelajaran yang akan diajarkan?
2.
Apakah buku yang dipilih (kita tertarik)
memberikan berbagai cara menyampaikan informasi pada siswa?
3.
Apakah buku teks itu peka terhadap isu
isu ras, gender, agama, dan etnik?
4.
Apakah buku teks tersebut sesuai dengan
tingkat pendidikan siswa yang akan kita ajar?
5.
Apakah buku teks tersebut mengurutkan/
mengorganisasikan materi dengan logis?
6.
Apakah buku teks tersebut tidak terlalu
sulit?
7.
Adakah tambahan yang bisa digunakan
bersama buku teks, misalnya dukungan dari multimedia atau petunjuk guru
8.
Apakah materi yang ada pada buku teks
berpotensi menarik bagi siswa?
Kesimpulan
Memahami pembentukan kurikulum membuat guru tahu
bahwa tidak ada kurikulum yang benar benar netral dan obyektif. Kurikulum yang ada disekolah adalah bagian
yang dibentuk oleh berbagai factor social yang komplek. Memahami bagaimana kurikulum untuk menentukan
apa yang akan terjadi disekolah adalah hal yang diperlukan oleh guru.
Dari Touch the future:
teach. Carlos F Diaz, et al. 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar