Jumat, 13 Januari 2023

Makalah untuk Angka Kredit Guru (Contoh Bab 1 hingga Bab 3)

 

BAB I. PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

            SMKN PP Pelaihari sebagai salah satu SMK berasrama yang siswanya berasal dari beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan, bahkan juga dari Kalimantan Tengah dan Timur, menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan peraturan yang berlaku akibat adanya pendemi covid 19. Pembelajaran ini tentu sangat berbeda dengan pembelajaran yang pernah ada di sekolah ini sebelumnya. Untuk itu penulis mencoba untuk menganalisis factor factor kendala pembelajaran selama siswa belajar di rumah. Mungkin banyak sekolah lain juga menorehkan catatan tentang pendemi covid 19 dan dampaknya pada siswa, namun dengan segala “keunikan” yang dimiliki SMKN PP Pelaihari, penulis mencoba untuk menyusun catatan catatan penting selama pandemic di sekolah kami.

            Pandemi covid 19 adalah pandemic yang tidak pernah terpikir sebelumnya akan terjadi. Ketika manajemen sekolah menganalisis tentang resiko, tidak pernah terpikir bahwa akan terjadi pandemic yang memaksa sekolah menutup asrama.

Secara lokasi, sekolah ini berada di daerah yang bebas banjir, tidak pernah terjadi gempa, tidak ada gunung berapi didekatnya, tidak pernah ada angin putting beliung dan bencana alam lainnya. Namun dengan adanya pandemic covid 19, maka semua sekolah di Kalimantan Selatan menerapkan pembelajaran daring berdasarkan sejak minggu ke 3 bulan Maret 2019.

            Pembelajaran daring secara umum memiliki kendala spesifik dibandingkan dengan pembelajaran luring. Keterbatasan pembelajaran online, (1)jika materi hanya dari internet, sangat mungkin materi tidak sesuai dengan siswa, (2) karena informasi sangat mudah di akses dan didownload, siswa bisa mendapatkan file dengan cara illegal (melanggar hak cipta), (3) informasi sangat cepat berubah jadi harus diikuti/dipelajari terus menerus, (4) memerlukan support / alat yang sangat cepat perubahannya, (5) sinyal merupakan masalah di area area tertentu, (6) kecepatan akses terutama pada data yang besar dan (7) sulit untuk mengontrol kualitas materi yang diakses siswa (Smaldino, 2008:184). Namun kondisi ini, pada siswa SMKN PP Pelaihari lebih di perberat dengan tersebarnya siswa di beberapa daerah sehingga penanganannya lebih sulit pada kondisi pandemic (pembatasan perjalanan keluar daerah).  Hal ini lah yang mendorong penulis untuk membuat analisis terhadap hasil belajar siswa sebelum dan saat pandemic berlangsung.

B.     Rumusan Masalah

Makalah ini akan membahas kondisi  dan kendala pembelajaran daring bagi siswa Agribisnis Ternak Ruminansia SMKN PP Pelaihari  dan pengaruhnya pada hasil belajar siswa secara umum (nilai rapor).

C.    Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran daring pada hasil belajar siswa dikaitkan dengan  kondisi riil siswa agribisnis ternak ruminansia saat pembelajaran daring di rumah masing masing.

D.    Manfaat

Dengan survey dan analisis terhadap hasil belajar siswa ini diharapkan hasilnya akan menjadi masukan bagi pihak pihak yang berkepentingan seperti:

1.      Bagi penulis untuk pengembangan diri sebagai pendidik

2.      Bagi guru SMKN PP Pelaihari sendiri sebagai masukan bagi perbaikan di pembelajaran mendatang

3.      Bagi pihak lain yang memerlukan data hasil survey

4.      Menjadi catatan khusus kejadian luar biasa di SMKN PP Pelaihari dan atau sekolah lain

 

 

 

 

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.    SMK N PP Pelaihari

SMKN PP Pelaihari merupakan sekolah menengah kejuruan bidang peternakan dengan program keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia, Agribisnis Ternak Unggas dan Kesehatan Hewan. SMKN PP Pelaihari merupakan sekolah berasrama milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Sekolah ini juga merupakan salah satu sekolah yang memberikan subsidi akomodasi bagi siswanya. Dengan kondisi asrama, maka fasilitas pembelajaran dan non pembelajaran bagi siswa relative sama.

SMKN PP Pelaihari menerapkan kurikulum 2013 yang direvisi. Nilai angka rapor didasarkan nilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperolah siswa. Ketrampilan pada program studi agribisnis ternak ruminansia  semester 1 hingga 3 didominasi oleh pembelajaran procedural. Hakikat dalam mempelajari isi bidang studi prosedural adalah merupakan proses mempelajari pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu atau dalam memecahkan masalah tertentu dan bukannya mempelajari pengetahuan tentang apa sesuatu itu ( Gagne, 1985 dalam Mukhadis 2003: 13). Menurut Dahar ( 1988: 92) strategi untuk mengajarkan pengetahuan prosedural  yang efektif adalah latihan yang diikuti  dengan umpan balik. Umpan balik tidak hanya memperlihatkan apakah yang dilakukan itu betul , tetapi juga bila jawabannya tidak betul, harus ditunjukkan mana dari jawaban yang tidak betul dan mana bagian yang betul.  Bila prosedur merupakan urutan aksi, soal soal hendaknya berupa aplikasi dari prosedur dan umpan balik hendaknya menunjukkan secara tepat dalam hal apa aplikasi itu tidak betul atau cara tepat bagaimana cepatnya suatu prosedur yang betul diterapkan. Menurut Joyce and Weil (1980: 377) salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk mengajarkan ketrampilan adalah model pelatihan (trainning model). Menurut Gagne (1982:44), kondisi eksternal untuk pembelajaran ketrampilan (motor skill) adalah dengan instruksi verbal, gambar, demonstrasi, praktek dan umpan balik.

Berdasarkan data tempat tinggal siswa 77,5%  ada di kabupaten Tanah Laut dan 22,5% ada diluar kabupaten Tanah Laut.

Jika dilihat dari usia maka siswa SMK SPP Negeri pelaihari termasuk kedalam usia remaja. Sesuai dengan perkembangan remaja yang menuju kedewasaan mulai mengambil peran yang lebih aktif dalam proses belajar, menerima tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mencari penerapan dalam kehidupan nyata tentang apa yang sedang dipelajari dan membawa pengalaman pengalaman mereka sendiri untuk dipertimbangkan (Slavin, 2008 : 124) .

Karakteristik anak usia 13-17 tahun masih memerlukan bimbingan kegiatan belajar yang sesering mungkin (Miarso, 2004: 259) . Bimbingan itu dapat diberikan oleh orang tua, guru maupun orang orang disekitarnya. Dalam kasus ini, tentu peran orang tua menjadi dominan karena mereka lah yang bersama dengan anak tersebut sehari hari. Jika dalam pembelajaran klasikal di SMKN PP Pelaihari, selama ini guru merupakan orang yang paling berperan, maka sebagian peran ini seharusnya diambil alih orang tua selama pandemic.

Praktik parenting positif yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi:

1.      Mengenal betul anak dan memberi tantangan dan dukungan dalam kadar yang tepat

2.      Memberi iklim emosional yang positif, yang memotivasi anak untuk menginternalisasikan nilai dan tujuan orang tua

3.      Menjadi model perilaku yang memberi motivasi : bekerja keras dan gigih menghadapi tantangan

            Selain praktik pengasuhan umum, orang tua dapat memberikan pengalaman spesifik di rumah untuk membantu siswa termotivasi (Santrock:2004:533) Disini, siswa yang memiliki latar belakang orang tua di bidang peternakan yang memiliki kesempatan lebih besar. Siswa yang secara tidak langsung merasa berkecukupan dengan kehidupan keluarga yang bekerja di bidang peternakan atau memiliki usaha peternakan akan memiliki motivasi lebih tinggi, karena yakin akan profesinya ke depan.

Ada banyak hal yang dibawa siswa ke sekolah, yang tidak bisa diubah atau hanya bisa sedikit sekali dipengaruhi  oleh guru, seperti kepribadian dasar siswa, kehidupan di rumahnya atau pengalaman masa kecilnya (Arends, 2008:160).

 

Unsur unsur yang mempengaruhi motivasi belajar meliputi cita cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur unsur dinamis dalam pembelajaran, serta upaya guru dalam membelajarkan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 99-101).

Guru dapat mengoptimalkan unsur sunsur dinamis dalam belajar dengan (1) pemberian kesempatan untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya, (2) memelihara minat, kemauan dan semangat belajarnya sehingga terwujud tidak belajar, (3) meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali agar memberi kesempatan kepada siswa agar beraktualisasi diri dalam belajar, (4) memanfaatkan unsur unsur lingkungan yang mendorong belajar, (5) menggunakan waktu secara tertib, penguatan dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar dan (6) guru merangsang siswa dengan penguatan , memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi hambatan dan “pasti berhasil”( Dimyati dan Mudjiono, 1999: 104)

Hadiah yang mengandung informasi tentang kemampuan murid dapat meningkatkan motivasi intrinsic dengan cara meningkatkan perasaan bahwa diri mereka kompeten (Santrock, 2004:517). Namun umpan balik negative ,seperti kritik, yang mengandung informasi bahwa murid tidak pandai, dapat melemahkan motivasi intrinsic terutama apabila siswa  meragukan kemampuan mereka untuk menjadi kompeten.

 

B.     Proses Belajar Daring

Pembelajaran memiliki hakikat sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai sumber belajar, tetapi seluruh sumber belajar yang memungkinkan untuk digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2010: …)

Pada proses pembelajaran jarak jauh, materi yang bersifat kognitif lebih ringan pengembangannya dari materi yang bersifat afektif dan psikomotor. Materi yang bersifat psikomotor lebih sulit untuk dikembangkan apalagi kalau harus berpegangan pada satu medium (Miarso, 2004: 258)  Beberapa materi dalam dasar dasar pakan yang menuntut medium khusus diantaranya adalah uji kualitas bahan pakan atau pakan. Dalam materi ini diperlukan peralatan laboratorium yang khusus untuk mengukur kadar air, kadar lemak atau kadar abu bahan pakan di tunda sampai diijinkan pembelajaran klasikal.

Jarak antara guru dan siswa menyebabkan peran media pembelajaran menjadi sangat penting. Media pembelajaran bisa berupa alat, bahan maupun keadaan, yang digunakan sebagai perantara komunikasi dalam kegiatan pembelajaran (Setyosari dan Sihkabuden, 2005:18). Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien, tetapi juga  membantu siswa menyerap materi pelajaran secara lebih mendalam dan utuh (Yamin, 2010:180). Menurut Dale (1969) bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75% melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Hal senada ditegaskan oleh Baugh (dalam Achsin, 1986) yang menyatakan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi melalui indera lainnya. Gambaran ini menunjukkan bahwa pembelajaran akan lebih optimal bila memperdayakan semua indera melalui berbagai macam penggunan sumber belajar dalam pendidikan. Untuk itu dalam implementasi pembelajaran, seorang guru hendaknya berusaha mengelola berbagai macam sumber belajar, agar siswa dapat belajar untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.

Pada pembelajaran jarak jauh, peran guru berubah dari pemimpin di kelas menjadi fasilitator pembelajaran. Guru harus memastikan bahwa siswa memahami posisi dan tanggung jawabnya sebagai siswa. Guru harus memonitor kelasnya (smaldino et al, 2008: 160).  Meskipun pembelajaran jarak jauh, namun pembelajaran yang digunakan masih teacher centered, hal ini karena maple Dasar Dasar Pakan Ternak merupakan maple baru dimana menurut Santrock (2008: 491) pembelajaran learner centered kurang efektif di level pengajaran awal karena siswa belum punya pengetahuan memadai untuk membuat keputusan tentang bagaimana dan apa yang harus mereka pelajari.

 

C.    Hasil Belajar

Orang tua sangat peduli pada nilai anaknya karena mereka, melebihi anaknya, benar benar memahami fungsi penting penyortiran yang terjadi disekolah (Arends, 200..)

Penilaian standar terhadap kemajuan dan hasil belajar anak hanya memberi satu tipe informasi prestasi. Sedangkan penilaian kinerja dan latihan merupakan penilaian atas kemajuan dan hasil belajar (Santrock, 2004).

Mengingat bahwa kondisi dan karakteristik masing masing berbeda, sedangkan semua berhak mendapatkan pendidikan dan mereka juga dituntut untuk menguasai kemampuan minimal yang telah ditentukan maka untuk mereka masing masing perlu diadakan berbagai macam kemungkinan dan disediakan kemudahan untuk mengikuti salah satu kemungkinan itu(Miarso, 2004: 269)

 Menurut Yamin (2010: 128) proses belajar mandiri yang diterapkan kepada siswa dan mahasiswa membawa perubahan yang positif terhadap perkembangan intelektualitas mereka, mereka akan mampu berdiri atas dirinya sendiri serta menjadi dirinya sendiri. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan dan mampu mengatur diri sendiri (Santrock, 2004).

III. METODE

A.    Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan saat mulai pandemic dan timbulnya kendala kendala pembelajaran daring yaitu pada April 2019 hingga Desember 2019. Survey dilakukan pada saat Januari 2021 untuk melengkapi data yang telah di dapatkan oleh penulis selama pengamatan. Pengolahan data dan penyusunan laporan dilakukan pada Februari – Mei 2021.

B.     Sumber Data

Data diperoleh dari siswa agribisnis ternak ruminansia SMKN PP Pelaihari yang masuk pada tahun 2018/2019 sebanyak  31 siswa. Hasil belajar siswa yang dianalisis meliputi hasil belajar semester 1 sebelum pandemic, hasil belajar semester 2 (luring dan daring) dan hasil belajar semester 3 (daring). Survey dilakukan pada siswa tersebut untuk mengetahui variasi dukungan selama pembelajaran daring baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar mereka.  Survey dan data hanya diambil pada siswa angkatan 2018/2019 karena siswa tersebut pernah mengalami pembelajaran luring disekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Cruickshank, D.R. et al. 2006. The Act of Teaching. Fourth Edition. Mc Graw Hill. USA

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rineka Cipta.

Gagne, R.M. 1977.  The Condition of Learning. Third Edition. USA

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Edisi I. Cetakan ke 4. Kencana Prenada Media Group.

Santrock, J.W.  2010.  Psikologi Pendidikan.  University of Texas at Dallas.  Jakarta. Kencana.

Setyosari dan Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang. Elang Mas

Slavin, R.E. 2008.  Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek.  Edisi kedelapan.  Terjemahan oleh Samosir, M. Boston: Allyn and Bacon.

Smaldino, et al. 2008. Instructional Technology and Media for Learning. Ninth Edition. New Jersey. Pearson Education.

Uno, H. B. 2010. Model Pembelajaran. Cetakan keenam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2010.  Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. GP Press

How could intelligent technologies help during the pandemic?... en.unesco.org/news/ How could intelligent technologies help during the pandemic? 21/7/2020 How could intelligent technologies help during the pandemic?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar