Sabtu, 12 Agustus 2023

Refleksi 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Pada saat saya mempelajari tentang nilai guru penggerak sebagai sesuatu keyakinan yang dipegang oleh guru penggerak, menjadi pedoman dan diterapkan oleh guru penggerak, saya mendapatkan hal hal yang baru. Selama ini saya memang seorang yang mandiri sejak kecil, mencari sekolah sendiri dan bekerja jauh dari keluarga. Saya juga belajar sendiri, mencari ilmu selama saya menjadi guru, mengikuti program akta mengajar di UT, mengikuti pelatihan pelatihan atas inisiatif sendiri dan juga mengikuti seleksi untuk mendapatkan beasiswa tugas belajar.

Saya juga sudah sering berkolaborasi dalam kegiatan sekolah misalnya saat saya menjadi wakil kepala sekolah bidang manajemen mutu dan menjadi kepala program keahlian. Saya bekerja besama rekan sejawat, pimpinan, dunia usaha/ dunia industry dan juga dengan orang tua murid saat pelaksaanan praktik kerja lapangan.

 Namun dalam nilai guru penggerak, selain mandiri dan kolaboratif, guru penggerak juga harus memiliki nilai reflektif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai nilai baru tersebut membuat saya berpikir tentang apa yang sudah saya lakukan pada murid saya selama 18 tahun mengajar di SMK PP Pelaihari.

Selama ini saya mungkin pribadi yang inovatif dalam bidang kompetensi saya, namun sangat kurang dalam bidang yang berhubungan dengan pembelajaran di kelas saya. Inovasi yang saya pikirkan adalah tentang materi terbaru atau teknologi modern bidang peternakan saja. Meskipun saya telah belajar 2 tahun di bidang teknologi Pendidikan pada tahun 2010-2012, ternyata itu tidak mengubah banyak tindakan saya.

Saya bukanlah pribadi yang reflektif dan berpihak pada murid, saya masih menggunakan cara cara lama dalam mengajar. Saya juga tidak memahami filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara . Pembelajaran saya hanya berfokus pada pengembangan kompetensi kejuruan bidang peternakan. Saya masih menjadikan murid sebagai objek saja.

Setelah saya paham bahwa seharusnya guru berpihak pada murid, saya merasa bahwa terlalu banyak kekurangan saya. Seharusnya saya memfasilitasi murid saya, bukan menargetkan murid mencapai kompetensi sesuai target kurikulum.

Disamping nilai nilai baru yang saya pelajari, saya juga mempelajari peran guru penggerak. Peran guru penggerak yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, 2)menggerakkan komunitas praktisi, 3) menjadi coach bagi guru lain, 4) mendorong kolaborasi antar guru dan 5) mewujudkan kepemimpinan murid

Sebelumnya saya telah mengambil banyak peran di sekolah, namun setelah belajar nilai dan peran guru penggerak, ada hal baru yang saya pikirkan. Selama ini saya telah menjadi coach bagi guru lain baik dalam in house training maupun di SMK lain, tentang penyusunan modul ajar. Namunperan guru penggerak yang lain belum saya lakukan. Selama ini komunitas yang ada disekolah hanyalah komunitas guru mata pelajaran dan pertemuannya hanya membahas hal hal yang berhubungan dengan bidang peternakan. Belum ada pertemuan yang memahas kendala kendala pembelajaran, permasalahan murid atau pengembangan diri guru. Kolaborasi guru juga merupakan hal yang sangat terjadi disekolah saya. Guru masih mengajar sendiri sendiri. Tidak saling mengamati pembelajaran dikelas.

Kepemimpinan murid yang diharapkan juga belum maksimal dikembangkan. Hanya bagian kesiswaan dan OSIS yang menangani penegmbangan kepemimpinan murid. Padahal seharusnya ini adalah tanggung jawab semua guru.

Setelah saya belajar, saya berpikir untuk merubah kebiasaan lama yang masih belum sesuai dengan peran guru penggerak. Saya akan tetap melakukan hal hal yang sesuai dengan perak guru penggerak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar