Sabtu, 04 Agustus 2012

UREA MOLASSES BLOK

Pada peternak skala kecil dinegara berkembang, umumnya ternak ruminansia hanya diberi pakan kasar berupa hijauan atau bahkan jerami.  Pada kondisi ini ketersediaan protein, mineral, vitamin dan daya cerna pakan bagi ternak sangatlah kurang.  Hal ini diikuti dengan tingkat konsumsi dan produktivitas ternak yang rendah.
Urea merupakan salah satu sumber amonia yang bisa digunakan oleh mikrobia rumen untuk membentuk protein bagi ternak ruminansia.
Mikrobia dalam rumen membentuk protein bagi ternak dengan  cara menggabungkan NH3 dari urea dengan hasil hasil metabolisme karbohidrat. Oleh karena itu pemberian urea harus disertai sumber karbohidrat mudah tercerna.
Apabila NH3 tidak digunakan untuk membentuk protein, maka NH3 akan masuk ke darah dan dalam jumlah tertentu menyebabkan keracunan.
Oleh karena itu para ahli telah melakukan rekayasa agar pemberian urea ini bermanfaat dan tidak membahayakan ternak.  Salah satu produk yang paling dikenal adalah blok.  Karena komponen utama penyusun blok ini adalah urea dan molasses, maka kemudian dikenal dengan nama ures molasses blok (UMB)atau juga urea molasses multinutrien blok(UMMB).
1.     Formulasi Blok
Blok dapat dibuat dari berbagai komponen tergantung pada ketersediaan secara lokal, nilai nutrisi, harga, fasilitas yang tersedia dan pengaruhnya pada kualitas blok.
Ø  Molases mengandung substrat mudah terfermentasi, berbagai jenis mineral tetapi kandungan fosfornya rendah.  Karena rasanya dan aromanya menyenangkan, molasses membuat blok sangat disukai oleh ternak. Molasses merupakan limbah pabrik gula yang kaya akan karbohidrat mudah larut (48-68% berupa gula)
Ø  Urea adalah penyedia nitrogen dalam blok yang merupakan komponen terpenting blok.  Urea bisa meningkatkan konsumsi sapi terhadap jerami hingga 40% dan meningkatkan kecernaanya hingga 20%.  Konsumsi  urea harus dibatasi untuk mencegah keracunan.  Oleh karenanya pembuatan blok sangat sesuai untuk mengontrol konsumsi tetapi tersedia setiap saat. Selain itu, penggunaan dalam blok dibatasi sampai 20% karena makin tinggi urea akan menurunkan palatabilitas terhadap blok.
Ø  Bahan pengisi bisa berupa dedak halus, dedak gandum atau bungkil. Bahan pengisi memiliki kegunaan ganda pada blok.  Selain merupakan sumber nutrien juga sebagai penyerap kandungan air pada molasses dan memberi struktur pada blok. 
Ø  Mineral bisa ditambahkan sesuai keperluan.  Garam dapur biasanya ditambahkan karena biasanya defisien dalam pakan dan karena harganya murah. Kalsium ada pada molasses dan pada bahan pemadat, CaO atau semen. Tepung kerang dan tepung tulang juga bisa digunakan sebagai sumber mineral.
Ø  Bahan pemadat atau binder diperlukan untuk membuat blok menjadi padat.  Bahan yang telah banyak dipakai adalah Magnesium oksida (MgO), bentonit, kalsium oksida (CaO), kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dan semen.  Meskipun ada perbedaan pendapat ahli tetapi penggunaan semen 1-3% dalam ransum tidak menunjukkan efek negatif .

Gambar 5.3  Bentonit salah satu bahan pemadat atau binder. Sumber shivminerals.com
Ø  Berbagai bahan kimia dan obat obatan juga bisa digunakan untuk mengontrol parasit atau manipulasi rumen.
Formula untuk UMB berbeda beda menurut ketersediaan bahan di suatu daerah. Dibawah ini adalah  contoh formula UMB yang sederhana dan bahannya mudah didapat (Rajkomar, 1991).
Ø  Molases 50%
Ø  Urea 9%
Ø  Garam 5%
Ø  Semen 14%
Ø  Dedak halus 22%
Pembuatan UMB bisa dilakukan dengan cara panas, cara hangat dan cara dingin.  Pembuatan dengan cara panas memerlukan suhu 100-1200 C dengan waktu 10 menit.  Cara ini banyak dilakukan di Australia.  Komposisinya Molasses 60%, Urea 10%, Magnesium Oksida 5%, Kalsium karbonat 4%, bentonit 1% dan dedak gandum.
 Apabila dilakukan dengan cara hangat molasses(55%) dipanaskan pada suhu 40-500C bersama dengan urea(7,5%). Bahan pemadatnya adalah kalsium oksida (10%). Dedak gandum digunakan sebanyak 22,5% dan garam dapur 5%. Kelemahan cara ini adalah memerlukan energi.  Kelebihannya adalah prosesnya cepat dan blok yang dihasilkan tidak higroskopis.
Dinegara tropis, cara dingin bisa dipakai. Formulanya terdiri dari molasses 50%, urea 10%, garam 5%, kalsium oksida 10% dan dedak halus 25%.  Kalsium oksida bisa digantikan oleh semen dengan penambahan air 40% dari berat.  Kelebihan pembuatan dengan cara ini adalah menghemat energi, tetapi kadang produknya bersifat higroskopis.
2.     Penggunaan UMB
Tingkat kekerasan blok sangat tergantung pada komposisinya.  Makin tinggi molasses dan urea makin rendah kepadatannya. Bahan pemadat dan dedak sangat penting untuk menghasilkan produk yang keras.
Tingkat kekerasan blok akan berpengaruh pada kecepatan konsumsi. Jika terlalu lembek konsumsi berlangsung cepat dan bisa membahayakan.  Disisi lain jika terlalu padat menjadikannya sulit dikonsumsi.
Pemberian UMB pada ternak sebaiknya dibuatkan tempat khusus yang memungkinkan ternak menjilatnya tetapi tidak menggesernya. Dengan tingkat kepadatan yang tepat, maka UMB bisa disediakan setiap saat.
Pada ternak yang sudah diberi ransum tinggi protein, pemberian UMB tidak akan memberi dampak positif.  Biasanya blok yang disediakan hanya mengandung mineral saja. Blok dengan berat 5 kg bisa diberikan selama 7-10 hari untuk satu ekor sapi atau kerbau dengan berat badan 350-400 kg. Blok tidak bisa diberikan pada sapi yang berumur kurang dari 6 bulan.
Di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat penggunaan UMB dimulai sejak 1987. Hasilnya terbukti bahwa pemberian UMB meningkatkan produktivitas ternak, baik potong maupun perah.
Cullison, A.E. & Lowrey, R. S. 1987.  Feeds and Feeding. Fourth Edition. A Resto Book Prentice Hall. Englewood Cliffs.

Kartasudjana, D.  2001. Mengawetkan Hijauan Pakan Ternak. Modul Keahlian Budidaya Ternak. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. http://files.ictpamekasan.nett/materi-kejuruan/pertanian/budi-daya-ternakruminansia/mengawetkan-hijauan-pakan.pdf diunduh 17 desember 2011.

McDonald, P, et al.  1987. Animal Nutrition. Fourth edition. Longman Group,LTd.

Nista, D. dkk. 2007.  Teknologi Pengolahan Pakan: UMB, fermentasi jerami,amoniasi jerami, silage, hay. http://bptu_sembawa.net/VI/data/download/20090816160949.pdf.  Diunduh 18 desember 2011.

Sansoucy, R dan Aarts, G. 2005. Molasses/Urea Blocks. FAO Animal Production and Health Division and Dept. of Biochemistry, Microbiology and Nutrition. Rome and Armidale.

Sewell,H.B. 1993.  Urea Supplement for Beef Cattle. http://extensionmissouri.edu/p/G2071 diunduh 17 Januari 2012

1 komentar: