BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
SMKN
PP Pelaihari sebagai salah satu SMK berasrama yang siswanya berasal dari
beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan, bahkan juga dari Kalimantan Tengah
dan Timur, menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan peraturan
yang berlaku akibat adanya pendemi covid 19. Pembelajaran ini tentu sangat berbeda
dengan pembelajaran yang pernah ada di sekolah ini sebelumnya. Untuk itu
penulis mencoba untuk menganalisis factor factor kendala pembelajaran selama
siswa belajar di rumah. Mungkin banyak sekolah lain juga menorehkan catatan
tentang pendemi covid 19 dan dampaknya pada siswa, namun dengan segala
“keunikan” yang dimiliki SMKN PP Pelaihari, penulis mencoba untuk menyusun
catatan catatan penting selama pandemic di sekolah kami.
Pandemi
covid 19 adalah pandemic yang tidak pernah terpikir sebelumnya akan terjadi.
Ketika manajemen sekolah menganalisis tentang resiko, tidak pernah terpikir
bahwa akan terjadi pandemic yang memaksa sekolah menutup asrama.
Secara lokasi, sekolah ini berada
di daerah yang bebas banjir, tidak pernah terjadi gempa, tidak ada gunung
berapi didekatnya, tidak pernah ada angin putting beliung dan bencana alam
lainnya. Namun dengan adanya pandemic covid 19, maka semua sekolah di
Kalimantan Selatan menerapkan pembelajaran daring berdasarkan sejak minggu ke 3
bulan Maret 2019.
Pembelajaran
daring secara umum memiliki kendala spesifik dibandingkan dengan pembelajaran
luring. Keterbatasan pembelajaran online, (1)jika materi hanya dari internet,
sangat mungkin materi tidak sesuai dengan siswa, (2) karena informasi sangat
mudah di akses dan didownload, siswa bisa mendapatkan file dengan cara illegal
(melanggar hak cipta), (3) informasi sangat cepat berubah jadi harus
diikuti/dipelajari terus menerus, (4) memerlukan support / alat yang sangat
cepat perubahannya, (5) sinyal merupakan masalah di area area tertentu, (6)
kecepatan akses terutama pada data yang besar dan (7) sulit untuk mengontrol
kualitas materi yang diakses siswa (Smaldino, 2008:184). Namun kondisi ini,
pada siswa SMKN PP Pelaihari lebih di perberat dengan tersebarnya siswa di
beberapa daerah sehingga penanganannya lebih sulit pada kondisi pandemic
(pembatasan perjalanan keluar daerah).
Hal ini lah yang mendorong penulis untuk membuat analisis terhadap hasil
belajar siswa sebelum dan saat pandemic berlangsung.
B.
Rumusan
Masalah
Makalah ini akan membahas kondisi dan kendala pembelajaran daring bagi siswa Agribisnis
Ternak Ruminansia SMKN PP Pelaihari dan
pengaruhnya pada hasil belajar siswa secara umum (nilai rapor).
C.
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran daring pada hasil
belajar siswa dikaitkan dengan kondisi
riil siswa agribisnis ternak ruminansia saat pembelajaran daring di rumah
masing masing.
D.
Manfaat
Dengan survey dan analisis terhadap
hasil belajar siswa ini diharapkan hasilnya akan menjadi masukan bagi pihak
pihak yang berkepentingan seperti:
1. Bagi
penulis untuk pengembangan diri sebagai pendidik
2. Bagi
guru SMKN PP Pelaihari sendiri sebagai masukan bagi perbaikan di pembelajaran
mendatang
3. Bagi
pihak lain yang memerlukan data hasil survey
4.
Menjadi catatan khusus kejadian luar
biasa di SMKN PP Pelaihari dan atau sekolah lain
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. SMK N PP Pelaihari
SMKN PP Pelaihari merupakan sekolah menengah
kejuruan bidang peternakan dengan program keahlian Agribisnis Ternak
Ruminansia, Agribisnis Ternak Unggas dan Kesehatan Hewan. SMKN PP Pelaihari
merupakan sekolah berasrama milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Sekolah ini juga merupakan salah satu sekolah yang memberikan subsidi akomodasi
bagi siswanya. Dengan kondisi asrama, maka fasilitas pembelajaran dan non
pembelajaran bagi siswa relative sama.
SMKN PP Pelaihari menerapkan kurikulum 2013 yang
direvisi. Nilai angka rapor didasarkan nilai pengetahuan dan ketrampilan yang
diperolah siswa. Ketrampilan pada program studi agribisnis ternak
ruminansia semester 1 hingga 3
didominasi oleh pembelajaran procedural. Hakikat dalam mempelajari isi bidang
studi prosedural adalah merupakan proses mempelajari pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu atau dalam
memecahkan masalah tertentu dan bukannya mempelajari pengetahuan tentang apa
sesuatu itu ( Gagne, 1985 dalam Mukhadis 2003: 13). Menurut Dahar ( 1988: 92)
strategi untuk mengajarkan pengetahuan prosedural yang efektif adalah latihan yang diikuti dengan umpan balik. Umpan balik tidak hanya
memperlihatkan apakah yang dilakukan itu betul , tetapi juga bila jawabannya
tidak betul, harus ditunjukkan mana dari jawaban yang tidak betul dan mana
bagian yang betul. Bila prosedur
merupakan urutan aksi, soal soal hendaknya berupa aplikasi dari prosedur dan
umpan balik hendaknya menunjukkan secara tepat dalam hal apa aplikasi itu tidak
betul atau cara tepat bagaimana cepatnya suatu prosedur yang betul
diterapkan. Menurut Joyce and Weil (1980: 377) salah satu model pembelajaran
yang sesuai untuk mengajarkan ketrampilan adalah model pelatihan (trainning model). Menurut Gagne
(1982:44), kondisi eksternal untuk pembelajaran ketrampilan (motor skill)
adalah dengan instruksi verbal, gambar, demonstrasi, praktek dan umpan balik.
Berdasarkan data tempat tinggal siswa 77,5% ada di kabupaten Tanah Laut dan 22,5% ada
diluar kabupaten Tanah Laut.
Jika dilihat dari usia maka siswa SMK SPP Negeri
pelaihari termasuk kedalam usia remaja. Sesuai dengan perkembangan remaja yang
menuju kedewasaan mulai mengambil peran yang lebih aktif dalam proses belajar,
menerima tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mencari penerapan
dalam kehidupan nyata tentang apa yang sedang dipelajari dan membawa pengalaman
pengalaman mereka sendiri untuk dipertimbangkan (Slavin, 2008 : 124) .
Karakteristik anak usia 13-17 tahun masih memerlukan
bimbingan kegiatan belajar yang sesering mungkin (Miarso, 2004: 259) .
Bimbingan itu dapat diberikan oleh orang tua, guru maupun orang orang
disekitarnya. Dalam kasus ini, tentu peran orang tua menjadi dominan karena
mereka lah yang bersama dengan anak tersebut sehari hari. Jika dalam
pembelajaran klasikal di SMKN PP Pelaihari, selama ini guru merupakan orang
yang paling berperan, maka sebagian peran ini seharusnya diambil alih orang tua
selama pandemic.
Praktik
parenting positif yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi:
1. Mengenal
betul anak dan memberi tantangan dan dukungan dalam kadar yang tepat
2. Memberi
iklim emosional yang positif, yang memotivasi anak untuk menginternalisasikan
nilai dan tujuan orang tua
3.
Menjadi model perilaku yang memberi
motivasi : bekerja keras dan gigih menghadapi tantangan
Selain praktik pengasuhan umum, orang
tua dapat memberikan pengalaman spesifik di rumah untuk membantu siswa
termotivasi (Santrock:2004:533) Disini, siswa yang memiliki latar belakang
orang tua di bidang peternakan yang memiliki kesempatan lebih besar. Siswa yang
secara tidak langsung merasa berkecukupan dengan kehidupan keluarga yang
bekerja di bidang peternakan atau memiliki usaha peternakan akan memiliki
motivasi lebih tinggi, karena yakin akan profesinya ke depan.
Ada banyak hal yang dibawa siswa ke sekolah, yang
tidak bisa diubah atau hanya bisa sedikit sekali dipengaruhi oleh guru, seperti kepribadian dasar siswa,
kehidupan di rumahnya atau pengalaman masa kecilnya (Arends, 2008:160).
Unsur unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
meliputi cita cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan
siswa, unsur unsur dinamis dalam pembelajaran, serta upaya guru dalam
membelajarkan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 99-101).
Guru dapat mengoptimalkan unsur sunsur dinamis dalam
belajar dengan (1) pemberian kesempatan untuk mengungkap hambatan belajar yang
dialaminya, (2) memelihara minat, kemauan dan semangat belajarnya sehingga
terwujud tidak belajar, (3) meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali
agar memberi kesempatan kepada siswa agar beraktualisasi diri dalam belajar,
(4) memanfaatkan unsur unsur lingkungan yang mendorong belajar, (5) menggunakan
waktu secara tertib, penguatan dan suasana gembira terpusat pada perilaku
belajar dan (6) guru merangsang siswa dengan penguatan , memberi rasa percaya
diri bahwa ia dapat mengatasi hambatan dan “pasti berhasil”( Dimyati dan
Mudjiono, 1999: 104)
Hadiah yang mengandung informasi tentang kemampuan
murid dapat meningkatkan motivasi intrinsic dengan cara meningkatkan perasaan
bahwa diri mereka kompeten (Santrock, 2004:517). Namun umpan balik negative
,seperti kritik, yang mengandung informasi bahwa murid tidak pandai, dapat
melemahkan motivasi intrinsic terutama apabila siswa meragukan kemampuan mereka untuk menjadi
kompeten.
B. Proses Belajar Daring
Pembelajaran memiliki hakikat
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai sumber belajar, tetapi seluruh sumber belajar
yang memungkinkan untuk digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno,
2010: …)
Pada proses pembelajaran jarak
jauh, materi yang bersifat kognitif lebih ringan pengembangannya dari materi
yang bersifat afektif dan psikomotor. Materi yang bersifat psikomotor lebih
sulit untuk dikembangkan apalagi kalau harus berpegangan pada satu medium
(Miarso, 2004: 258) Beberapa materi
dalam dasar dasar pakan yang menuntut medium khusus diantaranya adalah uji
kualitas bahan pakan atau pakan. Dalam materi ini diperlukan peralatan
laboratorium yang khusus untuk mengukur kadar air, kadar lemak atau kadar abu
bahan pakan di tunda sampai diijinkan pembelajaran klasikal.
Jarak antara guru dan siswa
menyebabkan peran media pembelajaran menjadi sangat penting. Media pembelajaran
bisa berupa alat, bahan maupun keadaan, yang digunakan sebagai perantara
komunikasi dalam kegiatan pembelajaran (Setyosari dan Sihkabuden, 2005:18).
Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap
materi pelajaran secara lebih mendalam dan utuh (Yamin, 2010:180). Menurut Dale (1969) bahwa perolehan hasil
belajar melalui indera pandang berkisar 75% melalui indera dengar sekitar 13%
dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Hal senada ditegaskan oleh Baugh (dalam
Achsin, 1986) yang menyatakan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang
diperoleh melalui indera pandang dan 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5%
lagi melalui indera lainnya. Gambaran ini menunjukkan bahwa pembelajaran akan
lebih optimal bila memperdayakan semua indera melalui berbagai macam penggunan
sumber belajar dalam pendidikan. Untuk itu dalam implementasi pembelajaran,
seorang guru hendaknya berusaha mengelola berbagai macam sumber belajar, agar
siswa dapat belajar untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Pada pembelajaran jarak jauh, peran
guru berubah dari pemimpin di kelas menjadi fasilitator pembelajaran. Guru
harus memastikan bahwa siswa memahami posisi dan tanggung jawabnya sebagai
siswa. Guru harus memonitor kelasnya (smaldino et al, 2008: 160). Meskipun pembelajaran jarak jauh, namun
pembelajaran yang digunakan masih teacher centered, hal ini karena maple Dasar
Dasar Pakan Ternak merupakan maple baru dimana menurut Santrock (2008: 491)
pembelajaran learner centered kurang efektif di level pengajaran awal karena
siswa belum punya pengetahuan memadai untuk membuat keputusan tentang bagaimana
dan apa yang harus mereka pelajari.
C. Hasil Belajar
Orang tua sangat peduli pada nilai
anaknya karena mereka, melebihi anaknya, benar benar memahami fungsi penting
penyortiran yang terjadi disekolah (Arends, 200..)
Penilaian standar terhadap kemajuan
dan hasil belajar anak hanya memberi satu tipe informasi prestasi. Sedangkan
penilaian kinerja dan latihan merupakan penilaian atas kemajuan dan hasil
belajar (Santrock, 2004).
Mengingat bahwa kondisi dan
karakteristik masing masing berbeda, sedangkan semua berhak mendapatkan
pendidikan dan mereka juga dituntut untuk menguasai kemampuan minimal yang
telah ditentukan maka untuk mereka masing masing perlu diadakan berbagai macam
kemungkinan dan disediakan kemudahan untuk mengikuti salah satu kemungkinan
itu(Miarso, 2004: 269)
Menurut Yamin (2010: 128) proses belajar
mandiri yang diterapkan kepada siswa dan mahasiswa membawa perubahan yang
positif terhadap perkembangan intelektualitas mereka, mereka akan mampu berdiri
atas dirinya sendiri serta menjadi dirinya sendiri. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan dan mampu
mengatur diri sendiri (Santrock, 2004).
III.
METODE
A.
Waktu
Pengamatan
Pengamatan dilakukan saat mulai
pandemic dan timbulnya kendala kendala pembelajaran daring yaitu pada April
2019 hingga Desember 2019. Survey dilakukan pada saat Januari 2021 untuk
melengkapi data yang telah di dapatkan oleh penulis selama pengamatan.
Pengolahan data dan penyusunan laporan dilakukan pada Februari – Mei 2021.
B.
Sumber
Data
Data diperoleh dari siswa agribisnis
ternak ruminansia SMKN PP Pelaihari yang masuk pada tahun 2018/2019
sebanyak 31 siswa. Hasil belajar siswa
yang dianalisis meliputi hasil belajar semester 1 sebelum pandemic, hasil
belajar semester 2 (luring dan daring) dan hasil belajar semester 3 (daring).
Survey dilakukan pada siswa tersebut untuk mengetahui variasi dukungan selama
pembelajaran daring baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar mereka. Survey dan data hanya diambil pada siswa
angkatan 2018/2019 karena siswa tersebut pernah mengalami pembelajaran luring
disekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Cruickshank,
D.R. et al. 2006. The Act of Teaching.
Fourth Edition. Mc Graw Hill. USA
Dimyati dan
Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rineka Cipta.
Gagne, R.M.
1977. The Condition of Learning. Third
Edition. USA
Miarso,
Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Edisi I. Cetakan ke 4. Kencana Prenada Media Group.
Santrock,
J.W. 2010. Psikologi
Pendidikan. University of Texas at
Dallas. Jakarta. Kencana.
Setyosari dan Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang. Elang Mas
Slavin, R.E. 2008. Psikologi
Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi
kedelapan. Terjemahan oleh Samosir, M. Boston:
Allyn and Bacon.
Smaldino, et al. 2008. Instructional Technology and Media for
Learning. Ninth Edition. New Jersey. Pearson Education.
Uno, H. B. 2010. Model Pembelajaran. Cetakan keenam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta. GP Press
How could intelligent technologies help during the
pandemic?... en.unesco.org/news/ How could intelligent technologies help during
the pandemic? 21/7/2020 How could intelligent technologies help during the
pandemic?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar