Refleksi
Sebelum
saya mempelajari modul 1.1. saya masih sering menganggap murid adalah seseorang
yang minat belajarnya masih kurang. Apalagi murid kelas 10 yang masih belum
memahami peternakan.Oleh karena itu saya merasa perlu untuk memberikan tugas tugas
yang secara bertahap akan meningkatkan kompetensinya. Target utama saya tadinya
diukur dengan ujian.Saya juga memberikan ujian dengan soal pengetahuan dan
ketrampilan yang sama bagi semua murid. Saya juga hanya sedikit memberikan
kesempatan murid berkreasi, pembelajaran dilakukan dengan rencana memenuhi
target kurikulum.
Menurut
Ki Hajar Dewantara, Pendidikan haruslah ing ngarso sung tulodho, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani. Guru seharusnya memberikan teladan teladan
yang membuat murid memiliki keinginan belajar, meniru tingkah laku yang baik
yang di contohkan oleh gurunya. Jadi guru tidak memaksa muridnya untuk
melakukan sesuatu karena takut hukuman. Namun melakukan sesuatu dengan
kesadaran akan kebutuhannya sendiri untuk berkembang. Bukan mengerjakan tugas
atau berlaku baik untuk menghindari hukuman.
Ada
kalanya guru harus berada di tengah muridnya untuk memberikan kesempatan murid
berkreasi, newujudkan ide ide mereka dengan bimbingan yang diperlukan. Guru
tidak membatasi kreatifitas murid. Misalnya pada kegiatan pameran
produk,kegiatan ekstra kurikuler , kegiatan OSIS, atau kegiatan pembelajaran
kewirausahaan. Murid diberi kesempatan memilih sendiri, apa yang diinginkan
untuk dibuat atau dikerjakan.
Apabila
murid telah memiliki hal hal positif, maka tugas guru adalah menjadi pendorong
terulangnya perilaku tersebut. Guru menguatkan agar hal hal yang positif
menjadi “kebiasaan” dalam hidup murid. Guru juga mendorong meningkatnya rasa
tanggung jawab murid sesuai usia mereka.
Setelah
saya belajar tentang filosofi Ki Hajar Dewantara, saya menyadari bahwa
pemikiran saya kurang tepat. Murid bukan lah objek dalam pembelajaran. Guru
merupakan fasilitator perkembangan mereka secara pribadi, sesuai kodratnya
(bakat dan minatnya), Jadi guru harus menghamba pada kepentingan muridnya,
bukan target kurikulum/ kompetensi yang sama untuk semua.
Menurut Ki Hajar
Dewantara, murid harus dididik sesuai kodratnya. Masing masing dari mereka
memiliki keunikan, baik latar belakang keluarganya, lingkungannya, bakatnya,
maupun minatnya. Murid telah memiliki semua itu, tugas guru adalah menyesuaikan
dengan apa yang sudah ada. Ibaratnya tulisan yang samar samar, maka tugas guru
adalah menebalkan tulisan itu agar terbaca. Ibarat biji bijian, maka mereka
harus ditumbuhkan di media yang sesuai untuk mereka, diberi pupuk dan air yang
sesuai kebutuhannya, bukan di samakan. Karena biji yang perlu ditanam di lahan
basah, tidak akan tumbuh di lahan kering. Namun biji yang tidak tahan terendam
akan busuk dan tidak tumbuh jika air berlebihan.
Untuk bisa memberikan dukungan yang
maksimal, maka tugas guru yang pertama adalah mengenali muridnya dengan benar,
menemukan bakatnya/ potensinya dan kemudian baru bisa memberikan apa yang dibutuhkan
oleh mereka.
Dalam memaksimalkan dukungan
tersebut, guru haruslah mengikuti perkembangan, mengikuti kodrat zaman. Pada
saat sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, seperti
teknologi digital yang juga berdampak pada media dan metode pembelajaran di
kelas. Karena sesuatu yang baru akan lebih menarik buat murid, maka guru perlu
meng update ilmunya dalam strategi mengajar dan penggunaan media belajar
terbaru. Jadi pembelajaran akan selalu menyenangkan dan menarik.
Guru juga harus mengenali perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi kepribadian murid. Dengan akses
internet yang bebas, murid bisa mendapatkan banyak hal positif sekaligus hal
negative yang tidak sesuai budaya atau agamanya. Guru harus peka agar bisa
mengarahkan ilmu dan teknologi tersebut menjadi potensi potensi positif.
Misalnya penggunaan gadget untuk mengakses ilmu ilmu baru, memilih pengetahuan
yang akurat, atau untuk menggunakannya untuk belajar. Guru bisa mengajak murid
mengakses situs situs yang bermanfaat bagi murid di saat sekarang maupun di masa depan. Guru bisa mendorong murid
berwira usaha online, mengenalkan budaya local melalui sosial media dan lain
sebagainya. Jadi kemajuan teknologi akan menjadi peluang buat murid untuk
menggapai masa depan yang lebih baik.
Guru juga harus mengikuti
perkembangan teknologi terbaru pada bidang yang diajarkan. Misalnya saya adalah
guru bidang peternakan, maka saya harus belajar teknologi terbaru di bidang
saya. Kalau guru tidak belajar, maka yang diajarkan adalah ilmu ilmu lama yang
nantinya tidak dipakai didunia kerja. Oleh karena itu guru harus belajar
sepanjang hayat.
Hal lain yang juga perlu
diperhatikan oleh guru adalah, bahwa siswa harus didik sesuai usianya. Pada
saat usia muda, murid perlu lebih banyak bermain, jadi guru memberikan
permainan permainan yang bermanfaat bagi murid baik melatih fisik, melatih
kekompakan, melatih kerjasama, kesabaran, ketelitian atau berhitung dengan
permainan. Dengan bertambahnya usia murid, guru harus membangun motivasi
intrinsic murid untuk belajar, guru menambah proporsi tanggung jawab terhadap
murid namun tanpa membuat murid terpaksa melakukannya.
Rencana
dalam Waktu Dekat
Karena saat ini telah memasuki akhir
semester genap, maka saya akan membuat rencana untuk semester berikutnya. Untuk
penyusunan rencana pembelajaran, bagi akan menyusun rencana bersama terutama
untuk pelajaran dasar kompetensi
keahlian dan kompetensi keahlian. Hal ini karena sekolah kami baru menerapkan
kurikulum merdeka, dimana guru guru masih belajar untuk memahami kurikulum
dan mengeksplorasi strategi pembelajaran
yang paling sesuai untuk masing masing kelas. Kami juga masih berproses untuk
mengajar secara team (team teaching).
Kami juga akan mengenalkan model pembelajaran yang berbasis project untuk
pembelajaran kompetensi keahlian pada murid kelas 11.
Sekolah juga memberikan beberapa
mata pelajaran pilihan bagi murid sesuai bakat, minat dan rencana masa
depannya. Bagi yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
bisa memilih mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Bagi yang ingin meningkatkan
kemampuan komunikasi, diberi pilihan mata pelajaran public speaking. Bagi yang
tertarik wira usaha diberikan mata pelajaran digital marketing atau pengolahan hasil ternak. Sebenarnya
masih ada keinginan guru guru untuk memberikan pembelajaran Bahasa asing
(selain Bahasa Inggris), namun terkendala oleh ketersediaan guru.