Seperti
kegiatan lain dalam usaha peternakan, untuk menerapkan teknologi dalam
pengolahan pakan kita harus menghitung biaya produksinya. Sumber daya yang kita
miliki harus digunakan secara efektif dan efisien. Disebut efektif jika sumber
daya yang ada digunakan sebaik-baiknya dan dikatakan efisien jika pemanfaatan
sumber daya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan
(input).
Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan
dalam suatu usaha. Biaya ini terdiri
dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap untuk
usaha pengolahan pakan terdiri dari penyusutan peralatan, listrik,tenaga kerja,
pajak dll. Biaya tidak tetap bisa berupa bahan yang digunakan dan peralatan
sekali pakai (silo plastic). Besarnya biaya tidak tetap sangat tergantung pada
besarnya produksi.
Apabila hasil pembuatan dan pengolahan pakan digunakan untuk peternakan
sendiri, maka analisisnya bisa dimasukkan sebagai bagian dari analisis usaha
peternakan dan masuk komponen biaya pakan.
Apabila hasilnya dijual, maka analisisnya dilakukan sebagai analisis
usaha.
Bunga dari modal yang digunakan dalam sebuah usaha, baik milik sendiri
maupun kredit, dihitung sebagai biaya produksi. Besarnya tergantung pada suku
bunga yang berlaku pada saat dilakukan penghitungan. Perhitungan bunga sederhana atau simple interest menggunakan rumus:
I = P x i x n
I = bunga
P = jumlah atau nilai sekarang
i = tingat bunga pada suatu
periode
N = waktu
Contoh, jika modal yang digunakan sebesar 1 juta rupiah. Bunga 12% per tahun. Maka banyaknya bunga yang harus dibayarkan
untuk peminjaman selama 3 bulan atau ¼ tahun adalah Rp. 1000.000,- x ¼ x 12% =
Rp. 30.000,-.
Dalam perhitungan biaya produksi, biaya penyusutan perlu dimasukkan. Perhitungan biaya tetap dilakukan per satuan
waktu (bulan atau tahun). Besarnya bisa
dianggap sama atau berubah untuk setiap waktu.
Bila besarnya penyusutan dianggap sama, maka rumusnya sebagai berikut:
P = (Hb-Hs)
Lp
P = nilai penyusutan (rupiah)
Hb= nilai atau harga beli (rupiah)
Hs= nilai atau harga sisa (rupiah)
Lp= jangka waktu pemakaian (bulan
atau tahun)
Contoh, jika untuk pembuatan sebuah silo diperlukan biaya Rp 20.000.000,-
dan nilai sisa setelah 10 tahun menjadi Rp 1000.000,- maka penyusutanya per
tahun sebesar (Rp 20.000.000,- - Rp 1000.000,-)/10 = Rp. 1.900.000,-.
Untuk penghitungan biaya tetap diantaranya adalah bunga modal yang
dikeluarkan, penyusutan gudang dan peralatan yang digunakan, dan listrik. Biaya tidak tetap berupa bahan, tenaga kerja
dan bahan bakar.