Selasa, 31 Juli 2012

BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN

Seperti kegiatan lain dalam usaha peternakan, untuk menerapkan teknologi dalam pengolahan pakan kita harus menghitung biaya produksinya. Sumber daya yang kita miliki harus digunakan secara efektif dan efisien. Disebut efektif jika sumber daya yang ada digunakan sebaik-baiknya dan dikatakan efisien jika pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input).
Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha.  Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap untuk usaha pengolahan pakan terdiri dari penyusutan peralatan, listrik,tenaga kerja, pajak dll. Biaya tidak tetap bisa berupa bahan yang digunakan dan peralatan sekali pakai (silo plastic). Besarnya biaya tidak tetap sangat tergantung pada besarnya produksi.
Apabila hasil pembuatan dan pengolahan pakan digunakan untuk peternakan sendiri, maka analisisnya bisa dimasukkan sebagai bagian dari analisis usaha peternakan dan masuk komponen biaya pakan.  Apabila hasilnya dijual, maka analisisnya dilakukan sebagai analisis usaha.
Bunga dari modal yang digunakan dalam sebuah usaha, baik milik sendiri maupun kredit, dihitung sebagai biaya produksi. Besarnya tergantung pada suku bunga yang berlaku pada saat dilakukan penghitungan.  Perhitungan bunga sederhana atau simple interest menggunakan rumus:
 I = P x i x n
I = bunga
P = jumlah atau nilai sekarang
i =  tingat bunga pada suatu periode
N = waktu
Contoh, jika modal yang digunakan sebesar 1 juta rupiah.  Bunga 12% per tahun.  Maka banyaknya bunga yang harus dibayarkan untuk peminjaman selama 3 bulan atau ¼ tahun adalah Rp. 1000.000,- x ¼ x 12% = Rp. 30.000,-.
Dalam perhitungan biaya produksi, biaya penyusutan perlu dimasukkan.  Perhitungan biaya tetap dilakukan per satuan waktu (bulan atau tahun).  Besarnya bisa dianggap sama atau berubah untuk setiap waktu.  Bila besarnya penyusutan dianggap sama, maka rumusnya sebagai berikut:
P = (Hb-Hs)
Lp
P = nilai penyusutan (rupiah)
Hb= nilai atau harga beli (rupiah)
Hs= nilai atau harga sisa (rupiah)
Lp= jangka waktu pemakaian (bulan atau tahun)
Contoh, jika untuk pembuatan sebuah silo diperlukan biaya Rp 20.000.000,- dan nilai sisa setelah 10 tahun menjadi Rp 1000.000,- maka penyusutanya per tahun sebesar (Rp 20.000.000,- - Rp 1000.000,-)/10 = Rp. 1.900.000,-.
Untuk penghitungan biaya tetap diantaranya adalah bunga modal yang dikeluarkan, penyusutan gudang dan peralatan yang digunakan, dan listrik.  Biaya tidak tetap berupa bahan, tenaga kerja dan bahan bakar.